Banyuwangi – Teropong Indonesia News
Para nelayan ikan hias berusaha beradaptasi selama pandemi ini, namun tak mudah Rehat bekerja di laut karena pesanan dan ekspor terhambat membuat nelayan kelimpungan Nelayan berusaha mencari ikan untuk konsumsi dengan spearfishing
Perairan Desa Bengkak kecamatan Wongsorejo ini terus memulihkan diri setelah hampir dua dekade Nelayan adalah pekerjaan yang sulit digantikan pekerjaan darat.

Hal ini terbukti pada puluhan nelayan pencari ikan hias di Desa Bengkak kecamatan Wongsorejo Sebuah kawasan yang terkenal dengan sejarah nelayan ikan hiasnya.
Masduki yang akrap disapa Dugi seorang nelayan ikan hias bersiap snorkeling pagi itu saat dikunjungi disekitar pantai kampe oleh awak media. 4/1/2021 pagi.
Ia sudah lama tidak masuk laut karena tak ada pesanan dari pengepul atau eksportir. Karena ingin tahu bagaimana ia bekerja dan jenis peralatan yang dibawa, kami memintanya masuk laut lagi.
Masih Dugi semangat dengan ide ini. Ketika mentari sudah beranjak dari horison, ia sudah menggunakan wet suit di pantai. Ia menenteng ember yang diisi penutup buatan sendiri dengan resleting di tengahnya. Tujuannya, ember mudah ditutup saat menyelam ke dalam laut setelah ikan berhasil ditangkap dengan jaring.
Hal unik lainnya adalah ia membuat fin sendiri dari ban bekas. Potongan ban dijahit tangan dengan benang kuat, sehingga membentuk desain fin. Dua alat penting lainnya adalah jaring dengan pemberat dan jaring kecil untuk menangkap ikan. Sementara jaring pemberat itu hanya untuk menghadang atau memerangkap ikan.
Inilah peralatan sederhana nan tepat guna yang dikreasikan para nelayan ikan hias ini setelah merdeka dari penggunaan potasium yang marak sebelum tahun 2000. snorkle yang dipakainya pun terlihat butut, saking lamanya dipakai.
Hal senada sama dengan yang disampaikan oleh Sarkawi seorang nelayan ikan hias sudah lama tak bisa menghasilkan karena pandemi ini menghambat ekspor ikan hias.
Dengan santai dan penuh pengalaman, Sarkawi tak terlihat kerepotan membawa semua benda itu ke tengah laut. Jaring di tangan kanan, ember masuk bahu kiri, dan fin di tangan kiri.
Setelah mengambang, ia menggunakan fin, mengepaskan snorkel lalu masuk ke laut selama kurang dari 10 detik. Beberapa kali ia terlihat kembali muncul di permukaan, beberapa puluh meter dari garis pantai.
Area pencarian ikan hias ini sudah belasan tahun dilaluinya, jadi ia tak kesulitan. Sekitar 30 menit kemudian, ia sudah kembali ke darat dengan ember berisi hampir 100 ekor
Harapan kami semoga pandemi Covid-19 di Indonesia cepat selesai sehingga kami dengan teman nelayan yang lain bisa beraktivitas dengan normal kembali,imbuhnya ( Kur )