Teropongindonesianews.com
Setelah menerima pengaduan masyarakat yang terdampak polusi debu ampas PG Asembagus, kini tim Aliansi Media Peduli Situbondo melakukan investigasi untuk klarifikasi ke pemerintah desa yang terdampak langsung oleh polusi debu Ampas PG Asembagus pada selasa 7/9/2021
Ada beberapa desa yang berdekatan dengan PG Asembagus, di antaranya desa Trigonco, Gudang, Asembagus, Wringinanom, Awar awar dan Perante.
Diantaranya yang berhasil di mintai keterangan klarifikasi adalah Desa Gudang. Menurut Mujiono selaku kepala desa Gudang , Membenarkan bahwa polusi Debu ini terjadi setiap tahun, bahkan desanya yang paling berdampak, baik polusi debu, hingga polusi limbah air yang cukup mengkhawatirkan baik kesehatan masyarakat maupun masa depan pertanian. Sehingga pada akhirnya Mujiono atas nama kepala desa gudang berkirim surat kepada pihak PG Asembagus untuk segera mengatasi limbah ,baik polusi udara maupun limbah air.
Begitu pula Desa Trigonco yang menjadi kawasan berdirinya Pabrik Gula Asembagus, melalui Sekdesnya membenarkan adanya polusi debu ampas dan menindak lanjuti keluhan masyarakat khususnya para pengendara pengguna jalan yang melintas di sekitar PG Asembagus yang membuat mata perih sehingga mengganggu pandangan akibat debu ampas yang berterbangan dan membuat rumah kotor oleh debu, terang SITI JUNAIDAH yang mewakili kepala desa Matrawi yang saat ini sedang sakit.
Begitu pula yang di sampaikan kepala desa perante Drs.Hajari kepada biro TIN sangat menyayangkan polusi debu ini belum bisa diatasi, walau untuk desa perante sendiri hanya sebagian kawasan yang kena dampaknya, tegas Hajari.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh ALIAMSUR kepala desa Wringinanom yang mengatakan dalam sambungan selulernya ,bahwa desanya hanya sewaktu waktu ketika angin mengarah ke desanya ,baru kena dampak Abu ampas PG.Asembagus. sejauh ini belum ada masyarakat yang melapor secara tertulis kepada desa, pungkas Aliamsur.
Lain halnya dengan kepala Desa Asembagus AHMAD SANI , ketika di datangi Tim Alansi di kantornya, mengatakan bahwa dirinya baik secara Pribadi maupun atas nama Aparatur Pemerintahan Desa, Tidak bisa memberi komentar dan memberi keterangan apapun Terkait Polusi Debu PG Asembagus sebelum melakukan rapat dengan Badan Permusyawaratan Desa.
Menariknya Sani menceritakan pengalaman dirinya sebagai seorang pengusaha tebu dan juga pemborong yang berkaitan dengan tebang angkut tebu, ungkapnya..
Sampai dengan berita ini di turunkan belum ada tanggapan dari pihak kepala desa awar awar yang di hubungi melalui sambungan WA.
Hampir semua masyarakat yang terdampak polusi debu PG Asembagus tidak berani melapor baik secara resmi dan tertulis kepada pihak Pemerintahan Desanya.
(AgusTIN)