Teropongindonesianews.com
Banyuwangi – Di balik keindahan setiap destinasi wisata, ada jejak muram bagi lingkungan sekitarnya, yakni sampah. Sampah yang menjadi salah satu permasalahan terbesar dalam setiap kegiatan pariwisata belum menjadi perhatian mayoritas pengelola wisata di Indonesia saat ini.
Pengelola wisata lebih berfokus pada bagaimana mendatangkan sebanyak-banyaknya wisatawan untuk mengejar hasil ekonomi yang lebih besar. Padahal, semakin banyak kunjungan wisatawan, semakin meningkat pula sampah yang dihasilkan. Jika dibiarkan saja, sampah-sampah itu bisa menjadi bom waktu yang dapat merusak lingkungan.
Sebagai destinasi wisata, sampah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pengelola wisata Bangsring Under Water Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo Banyuwangi
Setiap wisatawan yang datang di tempat ini rata-rata meninggalkan tiga sampah plastik, mulai dari sisa botol minuman hingga sisa kemasan snack. Jumlah itu belum termasuk sampah organik seperti sisa-sisa makanan, kertas pembungkus makanan, dan sebagainya.
Jika kunjungan
Urusan sampah wisata, jika tidak dikelola dengan baik berpotensi merusak lingkungan. Kerjasama berbagai pihak sangat penting dilakukan. Pengelola wisata dan pemerintah wajib mengelola sampah-sampah wisata. Kesadaran wisatawan dan warga setempat untuk membuang sampah pada tempatnya pun harus lebih meningkat.
Disini Wisata Bangsring Under Water salah satu wisata yang sudah terkenal secara nasional sudah memiliki mesin pengolah sampah yang di sulap bisa menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis premium
Sukir selaku Manajemen Bunder sudah memiliki mesin pengelolah sampah plastik ini bisa menghasilkan empat liter BBM dalam lima kilo sampah plastik.pada saat di temui awak media di lokasi wisatanya membenarkan telah memiliki mesin pengelola sampah plastik yang menghasilkan bahan bakar minyak
Saat ini kami memiliki mesin pengelolah sampah plastik yang kami kelola dan menghasilkan bbm berjenis premium dan mesin ini khusus mengelola sampah plastik saja ungkap sukir (Rabu 15/09/21)
Lanjut Sukir ” jadi sampah plastik yang selama ini kita lihat berserakan bahkan menjadi momok di dunia atau menjadi permasalahan kebersihan, di bangsring underwater ini kami punya solusinya yakni sampah plastik kami kelola untuk menjadi bahan bakar, dalam 5 kilo sampah plastik ketika kita kelola dengan mesin akan menghasilkan 4 liter bahan bakar jenis premium namun kita tidak menjadikan ini bisnis setidaknya kita ikuti program pemerintah , sambungnya
Masih Sukir juga menjelaskan kalau bahan bakar minyak yang berwarna kuning menyerupai premium sudah di uji coba ke kendaraan sepeda motor dan hasilnya bagus, banyak karyawan dari bangsring underwater ketika kehabisan bahan bakar banyak yang memakai BBM dari sampah plastik ini, bahkan menurut sukir saat ini lagi di uji laboraturium di pertamina masih tahap proses dan menunggu hasil dari pihak Pertamina
Mesin ini kami dapat dari kawan-kawan peduli sampah menawarkan ke kami dengan harga lumayan besar namun jangan di lihat nominalnya tapi bagaimana kami di bunder ini bisa melebur sampah plastik,
harganya kami beli mesin ini seharga 22 juta rupiah dananya dari Bangsring Underwater, pungkasnya.
( Kur)