Teropongindonesianews.com
Kupang – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumul Djami, M.Si, membuka kegiatan Bimtek Anti Perundungan di SMP Katolik St. Yoseph Naikoten-Kupang. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 25 September 2021.
Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Sekolah Penggerak yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Indonesia. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan yang dibawakan oleh Romo Fransiscus Amandus Ninu, Pr., S.Fil, selaku kepala sekolah dan penanggungjawab kegiatan ini.
Dalam, sambutannya, Romo yang biasa disapa dengan nama Romo Amanche ini, menyebutkan bahwa kegiatan bimtek anti perundungan ini merupakan program yang direncanakan oleh Kementerian Pendidikan yang bekerja sama dengan Unicef.
Dia berharap agar siswa-siswi yang terlibat dalam kegiatan ini menjadi agen perubahan yang selalu menebarkan perilaku positif bagi siswa-siswi di SMP Katolik St. Yoseph ini.
“Tujuan dari kegiatan ini ialah agar sekolah bebas dari perundungan/bullying. Anak-anak menjadi menjadi saudara yang memiliki cinta kasih kepada siswa-siswi di sekolah ini” kata Romo Amanche.
Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan ini, Kadis Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Kupang menegaskan bahwa perilaku bullying sering dialami oleh sebagian siswa-siswi.
“Bullying itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indonesia, dialami oleh sekitar 40% siswa-siswi di Indonesia.
Tindakan bullying ini dilakukan baik oleh guru maupun oleh sesama siswa.” Kepala Dinas berharap agar setiap siswa yang mengikuti kegiatan ini mampu membawa perubahan bagi teman-teman mereka.
Dalam wawancara yang dilakukan secara terpisah kepada Divina Ayudia Genevieve, siswa-siswi yang terlibat dalam kegiatan ini merasa senang. Mereka mengalami suasana yang baru.
“Menurut saya, kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya juga sangat mendukung kegiatan ini karena kita dapat mencegah terjadinya perundungan di lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi seseorang.
Oleh karena itu, saya juga yang merupakan salah satu dari banyak agen perubahan berharap agar kita dapat secara bersama-sama menyebarkan hal positif dan membuat perubahan mulai dari diri sendiri,” tegasnya.
Menurutnya, perilaku perundungan merupakan tindakan yang sangat merugikan seseorang sehingga kita harus melawan segala bentuk perundungan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ketika ditanya terkait penjaringan keikutsertaan siswa-siswi dalam kegiatan ini, Ayudia mengatakan bahwa siswa-siswi sendiri yang memilih teman-teman mereka untuk terlibat dalam kegiatan anti perundungan ini.
“Guru yang menjadi fasilitator mengirimkan link kepada siswa-siswi untuk memilih teman-teman mereka yang akan mengikuti kegiatan ini.
Para siswa yang dipilih memiliki kriteria tertentu seperti selalu membangun komunikasi dengan siswa-siswi lain.
Tujuannya ialah agar mampu memberikan pengaruh positif bagi siswa-siswi lain sehingga dapat mengatasi perilaku perundungan” katanya lagi.
Richardus Gae