Teropongindonesisnews.com
Kepala Pusat Studi Transportasi Kepulauan Universitas Pattimura Ambon bersama tim mengadakan survey dalam rangka kegiatan penelitian Kinerja Galangan Kapal di Indonesia antara lain : di Batam Riau kepulauan, Palembang Sumatera Selatan, Pontianak Kalimantan Timur dan Larantuka Kabupaten Flores Timur NTT pada Senin, 27 September 2021 lalu. Tim yang dipimpin Kepala Pusat Studi Prof. Dr. Ir. Marcus Tukan, BSE., MT yang juga putra daerah Flores timur merasa bangga bisa hadir di tanah leluhurnya sendiri dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai Danau dan Penyeberangan Kementrian Perhubungan.
Kegiatan dilakukan selama beberapa hari ini menjadi momentum yang baik untuk mendrive potensi kelautan Kabupaten Flores Timur khususnya dan NTT pada umumnya. Sebagai kabupaten kepulauan Larantuka belum memiliki infrastruktur galangan kapal yang memadai, sehingga sering perbaikan dan pemeliharaan kapal masih dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan air pasang-surut ditepian pantai guna memenuhi standar kelaikan kapal dalam pengoperasiannya sebagaimana diatur dalam regulasi.
Jika dibutuhkan pengedokan khusus, maka kapal-kapal di NTT harus memili untuk pengedokan di Surabaya atau Makasar hal ini akan berdampak terhadap layanan transportasi di NTT.
Berdasarkan data Supply Chain Indonesia, 2020 jumlah Galangan Kapal di Indonesia terdapat 250 galangan kapal resmi dimana 88% menyebar di Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dan Sumatera. Sementara di Sulawesi, Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua hanya 12%.
Untuk itu maksud kajian ini juga akan menilai kelayakan pembangunan galangan kapal di wilayah Flores Timur, melihat begitu besar manfaat yang diperoleh dengan adanya galangan kapal yang mempermudah pemilik kapal khususnya nelayan melakukan perawatan dan perbaikan kapal mereka.
Pada kesempatan yang sama tim mengadakan fgd singkat dengan Bupati Flores Timur yang didampingi SKPD terkait, Marcus juga mendapatkan informasi dan gambaran potensi laut dan perkebunan kabupaten Flores Timur yang dapat dijadikan informasi tambahan guna memperkuat analisis dan kajian lapangan yang nantinya menjadi landasan kebijakan pembangunan galangan kapal di Flores Timur .
Sebelum bertemu Bupati, tim sudah lebih dulu mengunjungi pelabuhan laut Larantuka menemui kepala pelabuhan laut Larantuka dan beberapa tempat perbaikan kapal yang dilakukan secara tradisional untuk maksud yang dan sama memberikan penjelasan mengenai perihal pembangunan galangan kapal dimaksud.
Marcus merasa sangat bangga dengan keadaan alam dan sumber daya alam Flores timur daerah asalnya. Putra asli Waibalun ini berjanji akan memperjuangkan pembangunan infrastruktur kelautan yang layak demi kemajuan Lewotanah Flores Timur.
Karena dengan memiliki infrastruktur transportasi yang memadai maka konektifitas antar pulau akan terbangun dengan baik begitu pula pariwisata daerah hingga mampu mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah NTT.
Elizabet