Teropongindonesianews.com
Dia memang yang terkecil. Ia tak pernah membanggakan diri bahkan selalu diam ketika segala ajaran imannya diperdebatkan oleh mereka yang menjadikan diri “tuhan” atas ajaran iman agama lain.
Dia tak butuh menjadi terkenal untuk disegani orang dari agama lain. Dia tak perlu mengklaim kebenaran imannya untuk menyerang yang lain, karena kebenaran yang hakiki adalah cukup menjadi Jalan Kebenaran itu sendiri bagi yang lain.
Kebenaran yang hakiki adalah yang tanpa harus diungkapkan namun membuat yang lain mampu merasakan kedamaian, persaudaraan dan kesejukan yang terus dirindukan untuk dikisahkan dan yang selalu merindukan untuk kembali bersua.
Dia menjadi rumah perdamaian bagi semua. Di rahimnya, ia menunjukan bahwa yang terkecil bukan berarti tak memiliki daya kemampuan untuk mengajak, merangkul dan bertindak bersama yang berbeda atas nama iman dan kemanusiaan.
Dia menjadi rumah belajar dan sharing iman serta moral ditengah hiruk pikuk insan beragama lain yang sibuk mengurusi urusan iman dan moral agama lain.
Dia menjadi sekolah peradaban bagi semua kendati berbeda, dimana iman dan moral yang dihidupi menjadi pijakan dan dasar untuk menyerukan perdamaian, penyelamatan keutuhan ciptaan, merawat rahim semesta yang adalah ibu bumi bagi semua serta merekatkan persaudaraan sejati dalam bingkai kemanusiaan dan solidaritas.
Dia teguh berdiri di tengah gelombang fitnah dan kebencian yang terus menerpa bahtera kawanannya di seluruh jagat semesta.
Di tegak berdiri membukakan pintunya bagi semua atas nama cinta seraya menjadi rahim kasih yang menyatukan semua perbedaan di pelatarannya dan dari rahim kasihnya pula mengalirkan doa dan pengampunan.
Dia tak peduli berapa jumlahnya. Karena kebaikan dan Kebenaran iman tidak ditentukan oleh seberapa banyak yang dimiliki, melainkan seberapa besar yang diberikan setiap saat sebagai makanan yang memberikan kehidupan dan minuman yang menyegarkan.
Dia tak perlu mengabarkan kepada semua penghuni jagat kebesaran dan kemuliaannya karena dari kerendahan hatinya akan selalu melahirkan setiap narasi bijak dari setiap yang datang dan pergi sebagaimana Pujian Allah pada Betlehem;
“Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” (Mat 2:6).
Ya, seperti Betlehem: yang kecil namun kualitas mayoritas, demikianlah Vatikan sebagai surga kecil bagi setiap yang berkehendak baik dalam perbedaan dan keberagaman lantaran ia yang nampaknya “kecil” namun menjadi Jalan, Kebenaran dan Hidup bagi semua orang sebagaimana Sang Guru Tuhan kita Yesus Kristus yang kita imani (bdk. Yoh 14:6).
Manila, 13-Oktober 2021
Pater Tuan Kopong MSF