Teropongindonesianews.com
JEMBER – Banjir Terjang Jember, setelah guyuran hujan yang melanda sejak hari Rabu (10/11) kemarin, menyebabkan 3 Kecamatan diantaranya Sumberbaru, Tanggul, dan Semboro terendam.
Sepulang dari perjalanan dinasnya, dari Jakarta, Bupati Jember Hendy Siswanto, bersama Forkopimda Jember langsung mengunjungi tempat terjadinya banjir di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumberbaru, Jember, pada Jumat (12/11/2021).
“Penyebab banjir, karena adanya pengurangan lebar Sungai Tanggul. Sungai yang awalnya lebar lebih dari 50 meter, sekarang sudah menjadi 20 meter, (sekitar bantaran sungai) malah panjang dan lebar sekitar 15 meter, ini persoalan pertamanya disini,” ucap Hendy saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Bahkan di sekitar bantaran sungai itu ditanami tanaman keras. Seperti sengon, bambu, dan jagung. Sehingga, kata Bupati, yang awalnya sungai itu lebar menjadi sempit.
“Dikala debit air bertambah, akhirnya tidak mampu menampung luapan air. Yang terjadi banjir dan berdampak kepada warga,” ungkapnya.
Persoalan sedimen itu, menurut Bupati Hendy diperkirakan asalnya dari dataran atas, dari ilegal logging atau potongan tumbuhan.
Selain itu, yang menjadi persoalan warga juga adalah soal penyempitan garis sepadan sungai yang seharusnya tidak boleh dipakai, namun kenyataannya dibangun bermacam-macam.
“Jika saya katakan, penanganan banjir ini perlu dimanajemeni. Tadi sempat disampaikan camat, bahwa ini adalah yang terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan tahun berikutnya atau 5 tahun kemudian, ini akan lebih besar lagi dari hari ini,” imbuhnya.
Karena, menurutnya, yang namanya banjir tahunan ini ada hitungannya tentang bagaimana potensi banjir itu. Jika tidak dimanage, pasti akan terus terjadi banjir.
“Seperti tadi di Desa Pondok Joyo, sampai sekarang tidak ada pembuangan (terjadi penumpukan sampah). Posisi desa juga di tengah, diantara sungai sebelah kanan dan sebelah kiri jalan posisinya lebih tinggi. Nah yang pasti saat banjir, sudah terendam pastinya,” paparnya.
“Sehingga posisi banjir (rendaman) harus dipompa. Kalau tidak ya tidak akan surut airnya. Posisi tanah juga dibutuhkan. Karena butuh serapan,” sambungnya.
Maka dari itu, pihaknya akan melakukan koordinasi kepada Gubernur maupun ke Pemerintah pusat, karena memang biayanya tidak sedikit untuk memperbaiki persoalan penyempitan dan pendangkalan sungai.
“Mudah-mudahan ini bisa teratasi segera,” ujar orang nomor satu di Jember itu.
Pembiayaannya, kata Hendy sebagian akan memanfaatkan anggaran APBD Kabupaten Jember.
“Apalagi kondisi ini (banjir) sudah berpuluh-puluh tahun terjadi. Lah ini bagaimana?, karenanya kami akan segera berkirim surat kepada Gubernur maupun ke Pemerintah pusat. Sehingga nantinya bisa dibantu dengan anggaran APBD Tingkat Jawa Timur dan APBN sekiranya itu yang akan kami lakukan,” tuturnya.
Upaya teknis yang dilakukan. Posisi lebar sungai akan dikembalikan ke posisi semula.
“Tidak kemudian (ada) lahan-lahan di daerah bantaran sungai. Ini lebar sungai akan dikembalikam semula,” katanya.
Sehingga cukup untuk menahan debit air saat bertambah.
“Kami bersama camat dan muspika setempat, sudah meninjau ke beberapa desa yang terdampak banjir. Banjir ini memang sudah setiap tahun ternyata. Untuk tahun ini cukup tinggi ketinggian airnya, tapi bisa jadi nantinya lebih besar dari ini,” ujarnya.
“Jangan sampai terjadi lagi, dan kami segera ditangani,” imbuhnya.
Keterangan foto : Bupati Jember Hendy Siswanto memberikan bantuan sembako untuk warga terdampak banjir
Dalam kunjungannya itu, Pemkab Jember memberikan sembako kepada warga yang terdampak banjir.
“Membantu sebagian warga memang perlu mempunyai hak untuk mendapatkan,” tegasnya.
Pantauan dilokasi, banjir sudah mulai surut dan para pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan sisa-sisa sampah yang terbawa arus air banjir.
Tatang