Teropongindonesianews.com
Manggarai-Lusia Muwu Saudari Kandung dari pasien ODGJ yang bernama yosep pengket berlamat Desa Belang Turi, Dusun Rentung, Kec Ruteng Kabupaten Manggarai.
Dirinya sangat merasa kecewa dengan pemerintah yang tidak perna peduli dengan keadaaan keluarganya hingga hari ini.Baik itu Pemrintah Desa, Kabupaten, mau pun Pemerintah pusat.
Kenapa demikian karena semu jenis bantuan pemerintah ia tidak perna dapat sementara dirinya sangat membutuhkan bantuan itu “,ujar lusia sambil menangis menceritakan itu didepan Relawan KKI manggarai dikediamannya di Rentung, kamis , 25 November 2021.
Lusia pun mengaku jujur bahwa saudaranya Yosep Pengeket sudah mengalami sakit gangguan jiwa sejak tahun 1996 hingga hari ini.
Pernah dipasung selama 7 tahun berarti usia sakit yang dialami saudaranya ini kurang lebih 27 tahun, dan selama 27 tahun ia pun memikul beban dan luput dari perhatian pemerintah.
Lusia sempat putus asa karena dia hanya perempuan dan seorang diri untuk mengurus saduranya yang hampir mengamuk dan membuat Ulah setiap hari .
Ini sakit gangguan jiwa pak, bukan sakit yang gampang seperti penyakit lain bayangkan saja semua perabot dapur dirumah ini tidak ada sisa satu pun, bahkan kaca jendela rumah semua hancur .
Bagaimana saya tidak putus asa sementara saya tulang punggung ekonomi di rumah ini, dan pekerjaan saya petani dan buru harian 30.000 per hari itu pun kalau ada yang butuh tenaga saya.
Lalu bagaimana saya membeli obat untuknya sementara kebutuhan sehari saja tidak cukup” tutur lusia.
Hari ini Dirinya sangat berterima kasih kepada KKI Manggarai dan Ibu linda yang sudah peduli dan membantu dengan keadaan dirinya dan ini menjadi sejarah yang sangat berharga dalam hidup mereka.
Ia pun sangat berharap kepada Pemerintah Daerah untuk menjemput saudaranya untuk dibawa ke Renceng Mose biar beban yang ia pikul selama ini sedikit berkurang.
Sementara Menurut S M salah satu Relawan ODGJ KKI Manggarai merasa sangat kecewa dengan pemerintah terkait penanganan ODGj di Manggarai yang belum serius,
Bahwa seharusnya pemerintah perhatian yang layak.padahal tidak mungkin lengkap kondisi kesehatan tanpa adanya kesehatan jiwa”,ujarnya.U
Untuk itu menurutnya Pemerintah seharusnya dapat melakukan promotif, preventif dan Rehabilitatif.
Upaya penangan yang dilakukan secara setengah dapat mengakibatkan jangka panjang yang tidak baik.
Ia mencontohkan kasus kekambuan yang sering terjadi pada pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) . Menurutnya hal ini bisa terjadi karena pengobatan yang tidak serius dan terputus.
Untuk itulah supaya PRESTASI bukan sekedar kertas tetapi dia akan bernyawa , maka diperlukan sebeuah sistem pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif dan Kolaborasi antara lembaga pelayanaan Masyrakat seperti,Puskesmas,
Kecamatan, Kepala Desa Hingga RT dan RW untuk melakukan pendataaan dan pemantau bagi saudara ODGJ.
Susillo Hermanus