Teropongindonesianews.com
Jakarta,-Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menyambut antusias penyerahan Presidensi (Keketuaan) G-20 dari Italia ke Indonesia pada awal Desember 2021 yang lalu.
“Kami siap memberikan dukungan kepemimpinan Indonesia di G20 pada tahun 2022, yang bertema “Recover Together, Recover Stronger” yang menunjukkan adanya semangat membangun kebersamaan dan kolaborasi berbagai pihak dalam menghadapi tantangan saat ini,” kata H. Gusti Farid Hasan Aman, SE., Akt., MBA., Ketua BKSP yang juga legislator dari Provinsi Kalimantan.
G20 mewakili 19 negara dengan kekuatan ekonomi utama dunia plus Uni Eropa, representasi lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Jadi pengaruhnya besar sekali terhadap tatanan global.
“Ini kesempatan Indonesia untuk mempengaruhi (influence) reformasi ekonomi dan keuangan yang diperlukan dunia saat ini untuk keluar dari krisis yang dipicu oleh pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir, ” tegas Dr. Richard Hamonangan Pasaribu, BSc., M.Sc., Wakil Ketua BKSP dan Anggota DPD RI dari Provinsi Kepulauan Riau.
Dua orang Wakil Ketua BKSP lainnya memberikan penekanan pada isu pemuda dan wanita.
“Potensi bonus demografi Indonesia saat ini bisa hilang, kalau sektor ekonomi, keuangan dan pembangunan menurun drastis. Kita perlu cegah situasi dimana pemuda banyak kehilangan kerja atau tidak memiliki kemampuan beralih ke pekerjaan baru,” kata H. TB. Muhammad Ali Ridho Azhari, SH., M.I.Kom., tokoh muda yang juga Wakil Ketua BKSP dari Provinsi Banten.
Senada dengan hal itu, Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan, SE., MBA., Wakil Ketua BKSP dan tokoh perempuan politik muda dari Sulawesi Tenggara menyatakan pandangannya, “Ratu Maxima dari Belanda di KTT G20 sempat menyebut Indonesia sebagai contoh keberhasilan inklusifitas keuangan ketika Gojek menghubungkan UMKM dengan pasar baru. Saya sendiri berharap agar akses pasar itu bisa menyentuh menyentuh pedesaan, tentu hasilnya akan lebih dahsyat.”
Pemerintah RI sendiri menyatakan akan ada tiga agenda Keketuaan G-20 yaitu penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
“Semua rencana Keketuaan G20 ini kuncinya ada di diplomasi. Kami siap menjalankan peran diplomasi parlemen maupun diplomasi ekonomi daerah. Semoga ada peluang kolaborasi,” kata H. Gusti Farid Hasan Aman, SE., Akt. MBA, menutup pernyataan persnya.
Santoso-Redaksi