Teropongindonesianews.com
KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan standar pembelajaran secara daring tidak bisa disamakan dengan tatap muka di sekolah.
Target kurikulum selama pandemi covid-19 juga berbeda dengan kegiatan belajar dalam kondisi normal.
Memang kita tidak bisa menuntut kualitas terhadap target kurikulum di masa pandemi. Karena yang menjadi tujuan utama adalah menjaga keselamatan dan kesehatan peserta didik, keluarga dan guru.
Covid-19 telah memberikan gambaran atas bantuan dunia pendidikan di masa depan melalui teknologi namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen dan interaksi belajar antara para pelajar.
Pemerintah ataupun stakeholder pendidikan menghadapi tantangan pola pembelajaran yang tidak biasa akibat covid 19.
Para pendidik harus memutar otak untuk mengubah model pembelajaran yang sifatnya tatap muka kedalam platform jaringan ( daring) atau dari offline ke online.
Tantangan lainy adalah meningkatkan kemampuan guru, dosen, dan peserta didik untuk memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Keterbatasan infastruktur jaringan internet, ketiadaan peralatan kompute, guru yang gagap teknologi informatik, pendampingan kepada peserta didik selama belajar dirumah menjadi tantangan yang tidak kalah pelik.
Dewan pendidikan kota Makasar, Sulawesi Selatan, menyebutkan adanya penurunan kualitas pendidikan ditengah pandemi covid-19.
Ini terjadi karena tidak semua siswa bisa memahami materi yang diberikan secara virtual.
“ kami juga sudah melakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada para siswa dan ternyata memang ada kemunduran dari segi kualitas pendidikan,” kata ketua dewan pendidikan Makasar Rudianto Lallo saat menggelar fokus group diskusi di Makassar.
Banyak orang tua tak puas dengan kondidsi dan cara belaajar yang berbeda. Banyak orang tua yang tak puas dengan kondisi dan cara belajar daring yang diberikan guru dan sekolah dimasa pandemi.
Anak-anak sudah cukup depresi dengan keadaan ketika kita harus terkurung dirumah, dibatasi geraknya, hingga tak boleh datang ke sekolah secara fisisk. Itu sudah cukup mendatangkan rasa frustasi tersendiri bagi anak.
Psikolog dan peneliti Mindulf Dewi kumalasari mengatakan orang tua harus belajar menanamkan dalam diri bahwa belajar dari rumah secara daring ini bukan hanya tentang memenuhi tuntutan sekolah atau akademik tetapi kesempatan berharga untuk membentuk kemandirian belajar anak.
“ proses belajar selalu jauh lebih berharga dari hasil belajar” kata psikolog yang juga dosen di Universitas Yarsi itu. Komisaris KPAI, Retno Listary, mengatakan, catatan ini dikeluarkan lantaran naiknya angka putus sekolah pada tahun 2020.
“pandemi diduga telah berdampak signifikan terhadap menurunya kualitas pendidikan di Indonesia” ucapnya melalui siaran pers pada sabtu 1 Mei 2021.
Retno menilai, kebijakan belajar dari rumah atau “belajar jarak jauh” (pjj) terus menuai masalah. Sedangkan pemerintah tak juga mendapat solusi yang efektif.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut pemerintah harus menyediakan bantuan berupa paket data untuk menunjang KBM secara daring selama masa pandemi covid-19 ini.
Hal terebut akan membantu siswa yang kesulitan. Setidanya hal tersebut hal tersebut menjadi kompensasi yang diberikan pemerintah kepada peserta didik.
Kemendikbud perlu berkolaborasi dengan sejumlah komunitas pendidikan yang memebrikan dukangan berupa platform pemebelajaran daring, dan secara suka rela dapat dijadikan pilihan sesuai kondisi sekolah masing-masing.
UNICEF memberikan rekomendasi untuk pemerintah dan satuan pendidikan, terutama jelang tahun ajaran baru di tengah pandemi covid-19.
Pemerintah perlu memastikan kesiapan satuan pendidikan dalam menerapkan kenormalan baru (new normal). Baik dari segi sumber daya maupun sarana dan prasarana.
Perlu ada sosialisasi yang masif tentang pembukaan satuan pendidikan melalui cara online dan offline. Sehingga, kekhawatiran orang tua dapat diminimalkan dan tidak terjadi misinformasi.
Selain itu, kapasitas pendidik dan peserta didik harus ditingkatkan, agar dapat menyesuaikan diri dalam kondisi darurat.
penulis:E.Dor