Teropongindonesianews.com
Situbondo – 20/01/2021,Pada Tahun 2019 lalu Situbondo memulai untuk membangun geliat Industri Ekonomi Masyarakat di Bidang Jasa Pariwisata serta mempromosikannya sebagai “Tahun Kunjungan Wisata Situbondo 2019″.
Hal tersebut merupakan sebuah program baru, yang bertujuan membangkitkan ekonomi masyarakat, terutama di Desa-Desa agar berlomba-lomba merubah wajah pedesaan dan daerah Kabupaten Situbondo menjadi sentra kawasan ” Wisata Desa” yang dapat bekerjasama dengan Multi Stake Holder.
Dengan program yang di gagas oleh mantan Bupati sebelumnya Alm. H. Dadang Wigiarto berikut Wakilnya yang merupakan Pembina Asosiasi Pekerja dan Pengembang Wisata berbasis masyarakat (Pokdarwis).
Tujuan program ini tentu tidak mudah terlaksana ketika dalam kurun waktu tersebut ( tahun 2019, 2020, 2021) Indonesia di terpa bencana merebaknya pandemi Covid 19, sehingga pemerintah pusat memutuskan sistem buka tutup kawasan industri pariwisata, untuk menghindari kerumunan dan memutus penyebaran dari virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut.
Fenomena ini menjadikan segala bentuk program persiapan sampai dengan perjalanan industri pariwisata menjadi korban, utamanya masyarakat UMKM yang terlibat dalam Paguyuban pedagang wisata, mulai dari kecamatan Banyuglugur hingga kecamatan Banyuputih, yang tentunya ketergantungan mereka sangat bersandar dari industri pariwisata tersebut.
Kawasan industri pariwisata masyarakat terdiri dari berbagai macam latar belakang yaitu, industri pariwisata investasi personal , Perusda, maupun investasi berbasis Bum Des yang di harapkan kontribusi nya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sebagaimana wawancara yang kami lakukan di lapangan bersama H. Sattari ( D’Ayu Lestari) salah satu pengusaha jasa wisata di bidang Rumah Makan serta Penginapan di kawasan Desa Wisata Blitok. Beliau mengatakan bahwa” Masyarakat Asosiasi Jasa Pariwisata saat ini memang mendapatkan ujian cukup berat dengan naik-turunnya stabilitas aset perekonomian mereka dan ini tentu harus menjadikan kita menyandarkan perputarannya pada sistem Perbankan” .
Lebih lanjut beliau yang juga merupakan Pengurus Asosiasi Paguyuban Pedagang Wisata Dermaga Blitok mengatakan, ” Yang miris tentu saja pada sentra UMKM jika terimbas dari Fenomena Musibah Nasional ini bagaimana mereka mempertaruhkan siklus perekonomian mereka dan tentunya tidak di mungkinkan bahkan beresiko bagi mereka ( UMKM) mengandalkan sistem perputaran simpan-pinjam perbankan serta berharap lebih dari suntikan Dana Desa?”.
Tentunya problematika ini tidak di harapkan mematikan harapan mereka , serta ide-ide kreatif masyarakat Pekerja Wisata untuk menapak Wajah Baru Industri Jasa Pariwisata Nasional pada umumnya dan Kabupaten Situbondo khususnya. ( D’Ayu Lestari corp.)
Kini pemerintahan daerah kabupaten Situbondo di bawah kepemimpinan Bung Karna, berjuang keras memperbaiki dan mengeksplorasi potensi kepariwisataan Situbondo yang carut marut oleh pandemi yang berkepanjangan, dengan pola percepatan pengembangan daerah yang berpotensi dan membutuhkan peran pemerintah, seperti halnya kawasan dusun Merak desa Sumberwaru di kaki gunung Baluran yang sudah mempunyai nama besar dalam dunia kepariwisataan nasional maupun internasional.
(SatariTIN)