Fakta Fakta Sejarah Menjadi Dasar Penguatan Kesenian Topeng Jawa Timur

• REDAKSI Teropong Indonesia News
• Maret 18, 2022

Teropongindonesianews.com

Situbondo – Acara Seminar Penguatan Kesenian Topeng yang berlangsung pada 16 – 17 Maret 2022 di Pendopo Taman Krida Budaya Jatim, Jl.Soekarno – Hatta 7 Kota Malang.
Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut di bagi menjadi dua sesi.
Hari pertama adalah sesi pagelaran seni tari topeng masing masing Kabupaten.

Hari kedua sebagai puncak acara adalah seminar penguatan kesenian topeng yang di ikuti enam kabupaten yang berada di Jawa Timur seperti, Situbondo, Bondowoso, Sumenep, Malang, Lumajang dan Jombang.

Enam kabupaten di Jawa timur tersebut yang menjadi tolak ukur perkembangan kesenian topeng Jawa timur.

Namun sangat di sayangkan pagelaran dan penyajian materi seni topeng yang di sampaikan para narasumber masih di dominasi dan di dasarkan pada cerita cerita fiksi, legenda, yang di jadikan lakon panggung kesenian topeng seperti cerita Mahabarata dan Ramayana, terkecuali peserta dari kabupaten Situbondo, yang di wakili Sanggar Wahana Puspa Budaya Situbondo, yang menyajikan materi dan menggelar kesenian tari topeng yang di dasarkan pada fakta fakta sejarah dalam menggali dan melestarikan kesenian topeng.

Seperti halnya yang di sampaikan oleh HOSNATUN (Pak Tutun) ketua Sanggar Wahana Puspa Budaya Situbondo, yang menjadi Pelopor pelestarian dan penguatan kesenian topeng yang di dasarkan pada nilai, dan Fakta sejarah pada masa kejayaan Majapahit.

Pak Tutun mengatakan bahwa dirinya beserta tim dalam Mengakurasi kesenian topeng di dasarkan pada kitab Negarakertagama Pupuh 26 – 27 yang menceritakan Kunjungan Maha raja Prabu Hayam Wuruk, beserta raja dan mentri se Jawa Bali dan Madura ke Patukangan (Situbondo), yang di sambut oleh Adipati Suradikara beserta masyarakat dengan Tari Topeng, tandasnya.

Dalam acara seminar penguatan kesenian topeng tersebut, narasumber di hujani pertanyaan dan saran saran yang mendasar dan konstruktif dalam menguatkan karakter kesenian topeng jawa timur. Seperti halnya yang di sampaikan oleh salah satu peserta seminar berinisial AG dari Situbondo yang meminta kepada UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian Jatim dan Para Narasumber untuk segera melakukan Rekonstruksi kesenian topeng jawa timur kepada hal hal yang paling mendasar yaitu nilai dan Fakta sejarah adanya tari topeng / kesenian topeng, sehingga menjadi modal dasar dalam penguatan dan pengembangan kesenian topeng, sehingga lebih terarah dan mempunyai nilai Edukasi tentang sejarah yang di aplikasikan dalam kesenian topeng. Lebih lanjut AG mengatakan bahwa dirinya merasa kasian terhadap para mahasiswa yang hadir kalau harus di hadapkan kepada cerita cerita legenda, yang tentunya berdampak terhadap pemikiran yang semakin jauh dan tidak mengenal sejarah bangsanya sandiri, mengingat yang menghadiri acara seminar ini di dominasi dari kalangan Akademisi, Mahasiswa, dan pelaku seni, tandas AG.

Dalam pantauan Media Teropong Indonesia News (TIN) yang selalu intens dalam mengawal seni dan budaya Nusantara ini, sangat perlu di kaji untuk Merekonstruksi kembali sejarah keberadaan seni topeng dan pengembangan nya, sehingga jelas dan terarah yang di dasarkan pada fakta fakta sejarah yang mempunyai nilai nilai Edukasi yang dapat dinikmati oleh generasi saat ini maupun generasi mendatang.(AgusTIN)