Teropongindonesianews.com
Oleh : YULIANA GAGARI RAJA PATI LANDOMARI
Nangaroro, Nagekeo-Pemerintah Desa Woewutu bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Tahun anggaran 2023. Hadir pada kesempatan tersebut mewakili Camat Nangaroro Marselinus Minggu,
Kapolsek Nangaroro Yosep Tote, Lembaga Pemangku Adat (LPA), tokoh masyarakat, tokoh perempuan, pengurus PKK Desa Woewutu, Financing Wash for Universal Coverage (FINWASH4UC) Officer Wahana Visi Indonesia (WVI) Helmina Baru, Pendamping Lokal Desa Irma Yolanda Aja Wea, Pendamping Forum Anak Desa, para Ketua RT, Para Kepala Dusun, Para kepala Sekolah Se- Desa Woewutu, Guru Kober, dan Kader Posyandu. Dalam sambutannya mewakili Camat, Marselinus mengatakan bahwa Musrenbangdes ini bukanlah sesuatu yang biasa – biasa saja tetapi untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes).
“Kehadiran kita sangatlah berarti disini. Kita mewakili banyak masyarakat dan membicarakan hal – hal penting dan yang dibutuhkan dalam masyarakat.
Saya mengharapkan juga jangan sampai dalam rapat ini, karena masing- masing mempertahankan ide kita sampai bertengkar atau adu fisik. Saya mohon dengan sangat agar kita selalu menjaga wibawa. Mari kita dukung segala sesuatu yang telah kita putuskan bersama.” tegasnya lagi.
Kehadiran peserta rapat yang sebelumnya telah mengikuti Pra Musrenbangdes membahas pengalokasian Dana Desa untuk bidang pemberdayaan, bidang pembangunan desa dan bidang penanggulangan bencana.
Untuk bidang pembangunan desa sendiri forum rapat menyepakati beberapa usulan diantaranya adalah pembangunan drainase di Dusun C ke Dusun A, Pembangunan MCK 2 unit di tempat wisata edukasi – Ndenasangi, pembangunan lapangan volly 2 unit di Dusun A dan Dusun D, dan Rehabilitasi rumah layak huni (RLH) untuk delapan RT yang masing – masing tiap RT satu unit.
Lalu usulan yang akan dibawah ke Musrenbangcam adalah pembangunan tembok abrasi didusun D, Jalan tani Wodomere di Dusun C RT 05, Jalan tani Nangawona Dusun B RT 03, dan pembangunan embung di Dusun C RT 06.
Bidang pemberdayaan sendiri lebih kepada penguatan kapasitas aparatur desa dan forum anak desa (Forades), pelatihan dan sosialisasi. Pelaksana tugas Desa Woewutu mengharapkan agar apa yang telah disepakati bersama adalah murni aspirasi kita.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Ketua BPD Hendrikus Nuka bahwa apa yang kita usulkan berdasar pada kepentingan masyarakat sehinga hal ini kita dukung sepenuhnya.
Usulan lain seperti BLT yang pengalokasiannya 25% dari dana desa diberikan kepada warga yang tergolong dalam kemisikinan ekstrim. Yang tergolong kemiskinan ekstrim adalah disabilitas, keluarga rentan, jompo/lansia, anak kurang gizi dan terkena penyakit kronis.
Sementara itu, Yosep Tote dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan beberapa hal penting yakni pentingnya menghidupkan kembali LINMAS karena kehadiran mereka juga membantu kepolisian dalam menegakkan ketertiban dalam masyarakat mengingat tahun 2024 ada pemilihan kepala daerah (pilkada) sehingga LINMAS turut serta dalam membantu keamanan desa.
Selain itu kami dari kepolisian juga akan menertibkan Knalpot racing yang mana akhir- akhir ini sangat meresahkan masyarakat.
“Dalam beberapa pekan ini kami menerima laporan dari masyarakat tentang maraknya pemakaian knalpot racing. Sehingga pada kesempatan ini kami juga memohon agar bapak dan ibu bisa meneruskan hal ini kepada masyarakat luas bahwa kami akan melakukan razia, jika terdapat pengguna sepeda motor yang menggunakan knalpot racing akan kami tindak tegas, Ujarnya lagi.
Ketika disinggung peran dari non government organization (NGO) yang bermitra dengan pemerintah desa Woewutu, dalam hal ini WVI, Helmina Baru sebagai officer FINWASH4UC, mengatakan walaupun Desa Woewutu telah mendeklarasikan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), bukan berarti desa Woewutu sudah aman dengan sanitasi dan air minum.
Kesadaran masyarakat tentang sanitasi masih rendah ini dibuktikan dengan masih ada kepala keluarga (KK) yang belum memiliki toilet. Menanggapi hal tersebut, Irma sebagai pendamping lokal desa mengatakan dana desa juga bisa dipakai untuk pembangunan toilet. Semua tergantung pada forum rapat.
Saya tidak serta memutuskan sendiri. Berangkat dari pengalaman didesa lain, terkadang penerima manfaat suka molor waktu dari yang telah ditetapkan sehingga ini menjadi catatan kami agar forum hendaknya mempertimbangkan juga dengan faktor resikonya.
Penegasan lainnya dari seorang peserta rapat, Teobaldus Boro, peraturan desa (Perdes) tentang penertiban aset desa. Banyak sekali aset desa yang ada di desa Woewutu, tolong didata secara rinci dan jelas, dikelola secara baik, serta pemanfaatannya tepat guna.
Menanggapi hal tersebut Plt Kepala Desa bersama BPD akan merancang Perdes yang nantinya akan disosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mengetahui aset – aaset yang ada dalam desanya.
Kegiatan Musrenbangdes diakhiri dengan pembacaan berita acara serta ditutup oleh Plt Kepala Desa Woewutu Daeng Dahlan. Harapannya agar kedepan Desa Woewutu menjadi desa terbaik dengan tetap mengedepankan transparansi dalam melayani rakyat serta jadikan desa dan rakyat woewutu sebagai insan yang memiliki daya saing tunggi dalam berbagi aspek kehidupan baik dilingkungan desa maupun di tingkat kabupaten, propinsi dan bahkan mampu bersaing dilevel nasional. Untuk itu, mari kita bergandengan tangan kita satukan niat dan wujudkan mimpi kita demi kemajuan desa kita tercinta.
Bung Aan