Teropongindonesianews.com
SITUBONDO – Kegiatan pembangunan saluran irigasi desa Asembagus kecamatan Asembagus kabupaten Situbondo jadi pergunjingan masyarakat setempat juga luar desa Asembagus yang mana kegiatan proyek irigasi yang informasinya bersumber dari dana Bantuan Keuangan (BK) dari propinsi Jawa timur sangat tidak transparan dan di duga memang sengaja di sembunyikan asal usul kegiatan proyek tersebut dan di duga juga ada penyelewengan anggaran.Rabu 28/12/2022.
Proyek tersebut mendapat kecaman keras dari Aliansi Media Peduli Situbondo (AMPSI),bersama salah satu masyarakat Asembagus Agus Sekjen AMPSI kembali turun ke lokasi proyek guna memastikan respon pemerintah desa asembagus setelah di beritakan sebelumnya terkait proyek pembangunan saluran irigasi yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan,namun peringatan melalui pemberitaan sebelumnya tidak ada respon sama sekali.
Di depan awak media Teropong Indonesia News (TIN), Agus Sekjen AMPSI mengatakan “untuk kedua kalinya berdasarkan laporan masyarakat,kami dan tim kembali turun ke lokasi proyek tersebut,alhasil apa yang menjadi peringatan sebelumnya tetap saja di lakukan,seperti tidak di pasangnya papan informasi di lokasi proyek yang selama ini menjadi pergunjingan serius di kalangan masyarakat desa Asembagus dan metode pengerjaannya juga di pertanyakan karena kami menduga sistem pengerjaannya sudah tidak sesuai petunjuk teknis, seperti kedalaman pondasi yang di duga tidak sesuai,penataan pasangan batunya tidak teratur dan kepala tukang juga perlu di pertanyakan lisensinya, yang mana kepala tukang harus menguasai teknis pemasangan pasangan batu bukan hanya berdasarkan pengalaman,karena proyek ini di biayai oleh negara dan ketika pekerjaan selesai akan di mintai pertanggung jawaban yang jelas bukan pertanggung jawaban yang penuh rekayasa”,Pungkasnya.
“Tidak hanya itu, cara mengolah campuran semen dan pasir menggunakan cara manual/tidak pakai molen,itu sudah jelas menyalahi aturan karena jika pengolahan campuran pasir dan semen pakai cara manual,bisa di pastikan mutu dan kualitasnya di ragukan dan kedalaman pondasi hanya 20 cm,di lokasi pekerja juga tidak di bekali Alat Pelindung Diri (APD) yang menjamin Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ),dan banyak lagi temuan lainnya yang menjadi catatan kami,dan apabila peringatan kami tetap tidak ada respon, kami sesuai kelembagaan akan melaporkan kegiatan proyek tersebut, karena kami menduga ada penyelewengan anggaran juga pembohongan publik “,imbuhnya kesal.
Dilokasi saat di mintai keterangan seorang yang mengaku kepala tukang mengatakan”ini pekerjaan ini tanpa lantai dan ketebalan dimensi dinding 30 cm sesuai yang di perintahkan,saya hanya kerja mas masalah papan informasi yang tidak di pasang juga bukan urusan saya.
Sementara sampai berita ini di tayangkan saat awak media TIN menghubungi Ahmad Sani kepala desa Asembagus untuk di konfirmasi via WhatsApp tidak ada respon.
Bersambung..
(BiroTIN)