
Teropongindonesianews.com
OLEH : YULI GAGARI
Jakarta, Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan imajinasi, banyak hal menarik yang jika kita selami lebih dalam, tak akan ada yang mungkin memahaminya. Sehingga tak jarang banyak orang yang merasa bahwa membimbing anak perlu juga keahlian khusus yang diharapkan dapat membuat mereka lebih nyaman dan terlindungi. Menilik kembali berbagai kegiatan yang digeluti mereka sebenarnya tidak terlepas dari keterlibatan mereka dalam Kelompok Anak atau Forum Anak.
Seperti baru – baru ini, Wahana Visi Indonesia (WVI) menyelenggarakan acara Temu Anak Nasional di kantor Nasional, Bintaro (2-5/7/2024). Hadir juga Angelina Theodora, Direktur Nasional WVI.
Berbagai kegiatan yang telah di design sesuai kebutuhan mereka sebenarnya sebagai bentuk menyuarakan aspirasi mereka.
Peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut berjumlah 45 anak dari 28 kabupaten/ kota dampingan WVI. Mereka merupakan perwakilan anak yang tergabung dalam Kelompok anak/ forum anak serta Dewan Penasehat Anak (DPA).
Mereka hadir pada acara tersebut dengan beberapa tujuan diantaranya adalah menyampaikan berbagai isu yang terjadi pada anak di daerahnya masing – masing, selain itu melakukan kunjungan ke Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), visit media Sea Today dan Kompas.id.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut dimulai dengan paparan isu anak yang terjadi di setiap daerah. Dalam kelompok, mereka menyampaikan bahwa yang menjadi krusial adalah masalah perkawinan usia anak, lalu diikuti masalah putus sekolah (drop out) dikalangan usia remaja, stunting serta masalah lain seperti kekerasan terhadap anak(bully), dan masih kurangnya hak partsipatif anak (melibatkan anak dalam Musrenbg serta pemenuhan hak sipil anak, dalam hal ini masih banyak anak yang belum memiliki akte lahir maupun kartu identitas anak (KIA).
Isu – isu ini disampaikan langsung di hadapan Asisten Deputi (Asdep) Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kementrian PPPA, Endah Sri Rejeki dan komisoner KPAI, Sylvana Maria Apituley. Keduanya sangat mengapresiasi partisipan dari berbagai daerah yang tergabung dalam forum anak. Sylvana dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pihaknya sedang menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perlindungan Anak di Dunia Digital.
Dalam kesempatan yang sama juga, Endah merasa bangga akan keberanian anak dalam menyampaikan isu – isu anak dan harapannya mendapat respon yang baik dari pemerintah yang tengah mengupayakan meminimalisir masalah pelanggaran hak anak. Seperti yang diketahui bahwa Presiden Jokowi memberikan lima arahan khusus bagi Kemenetrian PPPA, yang mana salah satunya adalah isu yang lagi dominan di angkat anak yakni tentang pencegahan perkawinan usia anak.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Angel, Dian dan Andini mengaku sangat bangga dan sangat optimis bahwa mereka akan menjadi pelopor untuk mengkampanyekan stop perkawinan usia anak.
Selain menyampaikan isu – isu anak, juga dikenalkan dengan media Sea Today dan Kompas.id. di kantor redaksi kedua media tersebut, mereka belajar bagaimana proses kejurnalistikan, serta cara mengolah sebuah berita yang layak dan tidak untuk disiarkan atau diekspos.
Selain itu, anak – anak juga mendapatkan materi Public Speaking bersama Karisha Alifputri. Materi yang disuguhkan sangat menarik dan membuat anak – anak semakin termotivasi untuk berbicara.
”Tujuan dari materi ini sebenarnya adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai public speaking dan personal branding, membuat adik- adik percaya diri, mengenal diri sendiri, serta mampu melakukan public speaking.” Ujar Karisha. Dia optimis bahwa dengan performance dari anak – anak yang begitu antusias, tidak ada yang mustahil mereka akan menjadi pembicara – pembicara yang hebat dan luar biasa.
Selain materi public speaking, ada materi yang sangat menarik lainnya yakni dampak perubahan iklim dan kesehatan mental.
Diharapkan melalui kegiatan ini, mereka dapat meneruskan kepada teman sebaya (Peer group) pengalaman baik yang telah didapat serta menjadi pelopor untuk meminimalisasi tingkat kekerasan terhada anak serta sajian materi dari berbagai narasumber dapat menambah wawasan anak.
Pewarta: Anwar.
Editor: Santoso.