
Teropongindonesianews.com
Lampung Tengah, 14/09/2025 – Pengusaha batu bata di Kampung Waylangsep, Dusun 1, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, menghadapi kesulitan besar mendapatkan bahan baku tanah untuk produksi. Kondisi ini semakin parah dalam sepekan terakhir, menimbulkan kekhawatiran terhentinya usaha dan dampak pada pekerja.
Sutriono, pemilik usaha bata bolong, mengatakan usahanya mampu menghasilkan hingga 150 ribu bata bolong dalam satu kali produksi, namun membutuhkan pasokan tanah sekitar 20 truk setiap bulannya. “Kalau tanah semakin susah didapatkan, usaha ini bisa berhenti total. Kasihan juga ada 12 pekerja yang setiap harinya hanya bisa bekerja mencetak bata, dan mereka tidak ada pekerjaan lain,” keluh Sutriono.
Kesulitan bahan baku ini berdampak langsung pada pekerja. Sri, salah seorang pekerja upahan, menyatakan jika pasokan tanah tidak tersedia, proses produksi terhenti dan pekerja kehilangan penghasilan. “Dalam bulan ini, terutama minggu ini, memang sangat sulit mencari tanah untuk bahan bata. Kalau tidak ada bahan, ya otomatis usaha tutup, kami juga menganggur,” ungkap Sri.
Upah pekerja sangat bergantung pada jumlah bata yang dicetak. Untuk setiap 1.000 bata bolong, Sri hanya mendapat Rp15 ribu. Dalam sebulan, ia rata-rata membawa pulang Rp600 ribu.
Pengusaha dan pekerja berharap ada solusi untuk memenuhi ketersediaan bahan tanah, agar usaha pembuatan bata bolong tetap berjalan dan tidak berdampak pada hilangnya mata pencaharian masyarakat sekitar.
Sadek