Teropongindonesianews.com
Papua – Pemahaman wawasan kebhinekaan global mencakup aspek-aspek berikut:
Penghargaan terhadap Perbedaan: Meliputi penghormatan terhadap perbedaan budaya dan etnis serta menghindari sikap atau perilaku diskriminatif. Ini juga mencakup pengakuan terhadap keunikan dan ciri khas setiap budaya. fakta asal usul setiap manusia di dunia ini beragam, bahkan melalui tes DNA kita ditunjukkan bahwa asal usul nenek moyang) setiap orang tidaklah tunggal. Kita juga belajar bahwa semakin kita beragam maka semakin membuat kita jauh lebih cerdas.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas terbesar di dunia. Dari pulau-pulau di Indonesia ini 5 pulau terbesar adalah pulau Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, dan bahasa. Sesuai semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya, Indonesia tetap satu. Untuk itu kita semua harus terus menjaga keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju Indonesia yang lebih baik. Desekolah kami SMP Negeri 1 Aitinyo Tengah Kabupaten Maybrat Proponsi Papua Brat Daya peserta didiknya terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Mulai dari jawa,batak,Sulawesi NTT dan Papua. Peserta didik saling menghargai dan tidak pernah membedakan perbedaan tersebut meskipun untuk muatan local di sekolah kami menggunakan Bahasa daerah maybrat Papua barat Daya. Tetapi kami para pendidik dan peserta didik saling memahami hal tersebut.
Keragaman pribadi dari masing-masing peserta didik di SMP Negeri 1 Aitinyo Tengah tentunya juga sangat beragam ada peserta didik yang secara fisik sempurna, peserta didik yang secara intelektual tinggi, ada yang secara mental mengalami kebutuhan khusus, dan lain sebagainya. Tetapi dengan adanya keragaman tersebut tidak menjadi hal yang harus di tertawakan dan direndahkan. Mereka saling mendukung,saling menghormati dan saling membantu misalnya dalam pengerjaan tugas yang diberikan Guru. Sebab kami selalu menanamkan bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna semua mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
presentasi hasil laporan wkg
Kebhinekaan dalam skala sekolah mengacu pada upaya dan praktik yang mendukung penghargaan, inklusivitas, dan penghormatan terhadap beragam latar belakang, budaya, identitas, dan kepercayaan dalam lingkungan pendidikan. Hal ini mencakup kesadaran akan keberagaman siswa dan staf sekolah serta tindakan konkrit untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap perbedaan. Di sekolah kami mempunyai keberagaman baik dari peserta didik maupun dari para staf dan tenaga pendidik. Kami berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dari suku dan mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tapi kami memandang perbedaan tersebut adalah sebuah keberagaman yang menambah wawasan dan pengalaman kami.
Pada beberapa tahun lalu ada 3 peserta didik di sekolah kami yang mempunyai keyakinan agama yang berbeda dengan latar belakang sekolah kami adalah kawasan mayoritas Kristen protestan. Seluruh komponen sekolah berembuk untuk memberikan kebebasan kepada siswa yang beragama islam untuk mellaksanakan sholat pada waktu yang biasa diajarakan dalam islam dan para guru membantu mengingatkan siswa untuk melakukan sholat di skolah sesuai waktu menurut ajaranya.
Hal ini diharapkan agar siswa yang lulus dari sekolah kami dapat membawa suasana ini dalam kehidupan masyarakat nantinya dan memahami betapa indahnya perbedaan. Sesewaktu guru piket yang ditugaskan selalu menyuarakan keindahan hidup dalam perbedaan budaya atau keyakinan. Kami sepakati jangan sesekali memberikan pertanyaan tentang perbedaan terhadap anak – anak tetapi menanyakan tentang kesamaan.
Manfaat dari wawasan kebhinekaan global ini Dapat memperkuat pemahaman guru baik secara konseptual maupun praktis akan terciptanya budaya toleransi yang didasarkan atas penghargaan akan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai ajaran agama, nilai-nilai budaya atau local wisdom, dan praktik baik yang sudah dilakukan oleh penggerak pendidikan di Indonesia.
Penulis: Fransiskus Vempi.
Editor: Santoso.