Teropongindonesianews.com
Oleh Dionisius Ngeta
Warga RT/RW 018/005 Kel. Wuring Kec. Alok Barat
Kabupaten Sikka Flore NTT
Kesadaran bahwa lawan tanding adalah kawan merupakan keniscayaan untuk setiap pertandingan. Terikat pada nilai-nilai persaudaraan, kekeluargaan dan persahabatan merupakan harga yang tak dapat ditukar dengan ambisi kemenangan semata.
Kemenangan hanyalah abu dan arang untuk sesaat. Sportifitas dan fair play hendaknya melandasi perilaku dan sikap-mental setiap peserta di lapangan laga. Itulah nilai-nilai abadi. Kemenangan, juara dan hadiah adalah fana dan sesaat. Ini adalah martabat kestria para peserta pertandingan.
Dengan harapan dan komitmen tegakan Fair Play, Warga masyarakat RT/RW 018/005 Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat Kabupaten Sikka Flores NTT gelar berbagai perlombaan meriah-rayakan HUT RI ke-79. Perlombaan yang digelar pada Minggu, 18 Agustus 2024 itu antara lain lomba makan kerupuk, lomba lari bendera, lomba gigit senduk, lomba lari karung dan lomba panjat pinang sebagai perlombaan pemungkas.
Peserta berbagai perlombaan tidak hanya warga dari RT 018 tapi juga dari RT lain di Kelurahan tersebut. Bagi mereka mengikuti perlombaan tersebut merupakan kebanggaan dan untuk meriah-rayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-79. “Kami mengikuti perlombaan terutama panjat pinang karena kami mau meramai-riahkan dan meriah-rayakan Hari Kemerdekaan Negara kita yang sudah berusia 79 tahun. Kami bangga dengan bangsa dan tanah air ini, Tanah Air dan Bangsa Indonesia”, demikian salah satu kelompok panjat pinang dari kalangan anak muda yang diketuai oleh Chendy saat diwawancarai.
Disaksikan, panitia menggelar perlombaan panjat pinang dengan berbagai jenis hadiah berupa sembako dalam jumlah yang bervariasi. Selain itu juga ada hadiah utama yang diperebutkan yakni uang tunai senilai Rp. 300.000.
Hadiah-hadiah sembako tidak digantungkan di atas pohon pinag tetapi dipanjang pada meja panitia dan diberi nomor 1 – 10 berdasarkan jenis dan jumlahnya. Ada beras, ada telur ayam, sari mie, ada mama lemon, kopi saset, ada minyak goreng yang dibungkus dan diberi nomor dan beberapa barang lainnya.
Di atas pohon pinang digantungkan nomor/angka dari 1-10 yang ditulis pada kardus selain bendera. Pada babak pertama, para peserta kelompok diberi kesempatan memperebutkan bendera untuk mendapatkan hadiah utama.
Setelah hadiah utama berhasil diperebutkan, peserta masuk babak kedua, Mereka diberi kesempatan memperebutkan hadiah sembako yang sudah dipajangkan di meja panitia. Peserta/ kelompok berhak mengambil hanya satu angka/nomor yang digantung sesuai dengan hadiah sembako yang diinginkan.
Pertandingan panjat pinang tampak sangat seru dan meriah selain menantang nyali bagi para peserta atau kelompok. “Pertandingan panjat pinang ini sangat seru, meriah dan menantang nyali kami peserta. Selain itu, pertandingan ini juga menguatkan tali persahabatan, persaudaraan, kepatuhan dan kekompakan di antara kami karena keanggotaan dari setiap kelompok berasal dari RT yang berbeda-beda dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda”, demikian Yunior, salah satu anggota kelompok anak muda yang berperan sebagai nahkoda di kelompoknya.
Sebelum digelar berbagai pertandingan, bapak Dion Ngeta yang dimandatkan oleh pengurus RT 018 sebagai pemandu jalannya berbagai perlombaan menyampaikan beberapa pesan dan hal-hal berkaitan dengan persyaratan dari setiap pertandingan.
“Setiap perlombaan/pertandingan apapun bentuknya termasuk kehidupan adalah kesempatan untuk meraih yang terbaik. Dan yang terbaik itu pertama-tama bukan kemenangan dan hadiah entah berupa barang atau uang. Dan juga bukan kejuaraan. Hadiah itu sangat fana, bisa hilang dan habis terpakai. Kejuaraan bisa pergi dan datang”, demikian tegas pak Dion Ngeta sebelum pertandingan digelar.
Karena itu baginya, hadiah dan kejuaraan bukan yang terpenting dalam sebuah pertandingan. Hadiah dan kejuaraan/kemenangan hanya media dan hal untuk memacu dan meraih yang terpenting. “Yang paling penting dan utama yang harus dikedepankan oleh para peserta lomba baik secara individu maupun kelompok dalam setiap perlombaan adalah keadilan, kejujuran, sportivitas, kebersamaan, kekeluargaan, persahabatan, kekompakan, kejujuran, persatuan atau yang dikenal dengan fair play. Itulah nilai-nilai terbaik yang kekal-abadi dalam sebuah perlombaan yang mesti pertama kita perjuangkan atau perebutkan selain hadiah atau kejuaraan”, demikian pak Dion Ngeta di hadapan para peserta lomba dan para penonton, yang berbicara mewakili ketua RT 018 RW 005 Kelurahan Wuring.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk perlombaan dan hadiah-hadiah semboko dan uang tunai yang diperebutkan adalah donasi dari beberapa tokoh yang ada di RT 018 selain kontribusi dari warga RT 018.
Eko, salah satu donatur terbanyak merasa bangga dengan warga RT 018 dan para peserta lomba. Baginya, donasi yang dilakukan merupakan salah satu cara merayakan dan meramai-riahkan HUT RI yang ke-79. “Yang kita lakukan ini tidak sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan. Tapi sedapat mungkin kita lakukan atau berikan apa yang bisa kita lakukan atau donasikan untuk memaknai dan memeriahkan perayaan HUT RI yang ke-79 ini, demikian Eko, salah tokoh muda yang sukses menjalankan salah satu bisnisnya.
“Adik-adik saya ini, para peserta, semuanya luar biasa. Mereka berjuang keras, gigih dan tangguh untuk meraih yang terbaik yaitu kejuaraan. Kamu semua adalah sang juara. Kamu adalah pejuang. Berjuanglah untuk mengisi kemerdekaan. Kalian sudah menjaga sportifitas dan mematuhi aturan yang sudah disepakati bersama. Itulah kemenangan dan yang paling penting. Tugas kalian ke depan adalah berjuang untuk mengisi kemerdekaan dengan profesi Anda, menjaga sportifitas, kejujuran dalam kehidupan dan mematuhi segala aturan dan hukum di negeri ini. Karena itu kami mengucapkan proficiat untuk semuanya” lanjut Eko sebelum membagikan hadiah sembako yang sudah disiapkan.
Sementara ketua RT 018 mengucapkan limpah terima kasih kepada semua peserta dan penonton yang hadi dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. “Saya ucapkan terima kasih pertama-tama kepada peserta dan para nonatur serta para penonton yang telah berpartisipasi dengan caranya masing-masing untuk sukeskan seluruh rangkaian kegiatan yang kita rencanakan bersama. Tentu semuanya ini hanya karena kita adalah bentuk syukur dan terima kasih kita atas rahmat kemerdekaan yang berikan oleh Allah dan yang diperjuangkan oleh para pendahulu, para pahlawan kita”, demikian ibu Umiyati yang belum selesai satu periode menjabat sebagai ketua RT 018.
Pewarta: Yohanis Don Bosco.
Editor: Santoso.