PRINGSEWU – Sejumlah siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yasmida kecamatan Ambarawa mengikuti sosialisasi Pers, kode etik jurnalistik dan ilmu dasar jurnalistik, yang diselenggarakan oleh Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Kabupaten Pringsewu, Sabtu (18/11/23).
Bertemakan memacu kreativitas pelajar dalam menulis, sosialisasi dibuka oleh ketua DPC KWRI Kabupaten Pringsewu Davit Segara.
Nampak hadir, kepala Sekolah SMK Yasmida kecamatan Ambarawa Heri Susanto, S.Pd, Ketua DPC KWRI Kabupaten Pringsewu Davit Segara beserta jajaran, dan siswa siswi SMK Yasmida, berlangsung dengan hikmah, dimulai pukul 09.00 WIB Pagi.
Dalam sambutan Davit Segara menuturkan, kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para siswa tentang dunia jurnalistik.
Dan juga sebagai wahana pengembangan minat dan bakat siswa di bidang kepenulisan dan kejurnalistikan, serta sebagai dasar untuk siswa dalam menggunakan media sosial.
Kemudian memberi edukasi dalam membentuk karakter para siswa agar bisa menjadi agen penyampai informasi positif dan konstruktif.
“Kegiatan sosialisasi ini memberikan banyak manfaat bagi kalangan pelajar terkait pemahaman jurnalistik yang nantinya diharapkan dapat difahami oleh para siswa kedepannya, ” kata Davit.
Sambungnya, dunia jurnalistik merupakan profesi yang memiliki unsur strategis. Untuk itu, sosialisasi jurnalistik ini bertujuan membuka wawasan baru untuk bermedia, terutama pemahaman tentang menggunakan media sosial yang aman dan benar.
” Atas nama DPC KWRI Kabupaten Pringsewu mengucapkan terimakasih kepada kepada pihak sekolah yang telah menyediakan waktu dan tempat. Nantinya, sosialisasi ini meliputi pengetahuan umum jurnalistik, prinsip jurnalistik, teknik dan dasar-dasar menulis berita, dan jenis-jenis berita, “tandasnya.
Sementara dalam kesempatan itu kepala Sekolah SMK Yasmida Heri Susanto, S.pd berharap melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan literasi kepada para siswa dengan menyerap ilmu jurnalistik yang didapat setelah mengikuti kegiatan ini dan bisa diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari.
Menurut dia, di Indonesia, sejarah dan perkembangan jurnalistik dimulai pada era reformasi. Sejak saat itu, bidang jurnalistik pun terus berkembang sampai sekarang.
Setelah mengalami pengekangan yang begitu lama di era pemerintahan orde baru, kehidupan pers di Indonesia akhirnya benar-benar mendapatkan kebebasan ketika reformasi bergulir pada bulan Mei 1998 tepatnya di era pemerintahan Presiden Bj Habibie.
“Reformasi pada bidang pers ditujukan agar kehidupan pers di Indonesia benar-benar memperoleh kebebasan. Generasi milenial dapat menjadi lebih cerdas dalam menilai dan memahami informasi yang mereka terima, ” tutupnya.
Nampak pada kegiatan tersebut membahas banyak hal, mulai dari kode etik jurnalistik, dasar-dasar jurnalistik, cara pembuatan berita, hingga konsep 5W1H. Selain teori, siswa juga diajak untuk berpartisipasi dalam sesi praktik jurnalistik. ( sadek)