Teropongindonesianews.com
BENGKULU TENGAH– Suasana tegang yang sempat mewarnai kasus pengeroyokan wartawan oleh kru kuda kepang Putro Krido Buduyo beberapa waktu lalu, kini telah mereda. Setelah proses mediasi yang panjang, kedua belah pihak akhirnya mencapai kesepakatan damai.
Pertemuan damai yang dihadiri oleh perwakilan keluarga korban, wartawan, dan perwakilan kru kuda kepang yang Disaksikan Juga Oleh Perangkat Desa setempat berlangsung dengan penuh kekeluargaan.
Dalam pertemuan tersebut, pihak kru kuda kepang menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas tindakan yang telah dilakukan. Mereka mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
“Kami menyadari bahwa tindakan kami telah salah dan melukai banyak pihak, terutama keluarga korban dan dunia pers. Kami sangat menyesal atas apa yang telah terjadi dan kami berjanji akan belajar dari kesalahan ini,” ucap Salah Satu Kru Kuda Kepang Putro Krido Buduyo
Pihak keluarga korban pun menerima permohonan maaf tersebut dengan lapang dada. Mereka berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu menjaga toleransi dan saling menghormati.
“Kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Kami juga berharap hubungan antara wartawan dan kru kuda kepang dapat kembali harmonis,” ungkapnya
Mediasi antara kedua belah pihak difasilitasi oleh Pemerintah Desa Sri Katon Proses mediasi dilakukan secara terbuka dan menekankan pada penyelesaian masalah secara kekeluargaan.
“Mediasi ini membuktikan bahwa perbedaan dapat diselesaikan dengan cara yang damai dan konstruktif , Kebebasan pers harus dihormati dan dijaga, namun tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan , Kami berharap kasus ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk saling menghormati dan menghargai.” Pungkas Kades Sri Katon
Kasus pengeroyokan ini menjadi pengingat pentingnya peran pers dalam menyampaikan informasi dan mengawal demokrasi. Di sisi lain, budaya kuda kepang merupakan bagian penting dari budaya lokal yang perlu dilestarikan.
“Kejadian ini tidak boleh meruntuhkan hubungan baik antara pers dan budaya lokal. Kita perlu memahami bahwa kedua belah pihak memiliki peran penting dalam memajukan masyarakat,” Ujar Sekdes Srikaton
Pertemuan damai ini menjadi bukti bahwa toleransi dan saling menghormati adalah kunci untuk membangun kehidupan yang harmonis. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai perbedaan dan membangun komunikasi yang baik.
Tarmizi