Teropongindonesianews.com
SITUBONDO – Berangkat dari Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur, pada Senin, 9 September 2024 pukul 22.30 WIB, Tim Budi Daya Lobster PT. Bandar Laut Dunia Grup, BALAD GRUP, bersiap menjejakkan kaki di bumi Lombok. Perjalanan 11 jam menuju Pelabuhan Lembar Lombok Barat NTB, menandai awal petualangan mereka menguasai rahasia budi daya lobster di Indonesia.
Tim terdiri dari 9 pemuda harapan masa depan Situbondo, bersama 3 sopir yang setia mendampingi mereka , Semangat juang mereka terpatri dalam tekad membudidayakan lobster di Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dengan jiwa petarung, mereka siap menaklukkan lautan, menjadikan Indonesia sebagai pusat budi daya lobster dunia.
Rencana ambisius mereka menjangkau angka 10.000.000 ekor lobster per tahun! Target ini dicapai melalui tahapan strategis, dimulai dengan pemasangan 200 blok keramba. Setiap blok keramba, yang menampung 50.000 ekor lobster, terdiri dari 150 keramba kecil, masing-masing dihuni 333-350 ekor lobster.
Investasi besar pun mereka siapkan. Dengan harga per blok keramba mencapai Rp. 750 juta, total biaya untuk 200 blok keramba mencapai Rp. 150.000.000.000 (Seratus Lima Puluh Miliar). Pengadaan bibit lobster, dengan asumsi Rp. 10.000 per ekor, membutuhkan dana Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Miliar) , Biaya pakan, obat-obatan, dan perawatan lobster selama satu tahun mencapai Rp. 500.000 per ekor, menghasilkan total Rp. 5.000.000.000.000 (Lima Triliun Rupiah) untuk 10 juta ekor lobster.
Luas lahan budi daya mereka, Gugusan Teluk Kangean, mencapai 250 hektar. Investasi infrastruktur meliputi 2 unit kapal angkut pakan dan penumpang senilai Rp. 10.000.000.000 (Lima Miliar) per kapal, 400 sampan untuk transportasi di area budi daya, serta 50 perahu untuk mengantar karyawan dari mess ke lokasi budi daya. Demi kenyamanan karyawan, 10 mess karyawan dibangun dengan total biaya Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh Miliar).
Kesuksesan mereka terlahir dari kekuatan tim: 1400 karyawan, 7 orang per blok keramba, menjalankan tugas vital merawat lobster dan keramba. Gaji mereka dibayarkan dua kali UMR Kabupaten Setempat. 100 orang tim keamanan menjaga keamanan area budi daya. Semangat mereka dipadukan dengan manajemen BALAD GROUP, yang berkantor di Graha Pena Ekstensi Lantai 10 Surabaya, Jawa Timur.
Modal awal dibiayai secara mandiri, kemudian dilanjutkan dengan pendanaan dari hasil budi daya lobster di luar negeri, khususnya Vietnam. Bisnis ini berpotensi besar, dengan perputaran dana minimal 10 Triliun per tahun di satu gugusan teluk saja! Bayangkan jika bisnis ini merambah 567 teluk di seluruh Indonesia, dan kemudian melebarkan sayap ke semua jenis ikan primadona dunia. Kekuatan Indonesia terletak pada lautnya, bukan tambang batubara. Budi daya perikanan di ribuan pulau di Indonesia adalah kunci kejayaan ekonomi.
Haji Lilur, Pengusaha Muda Asal Sokaan Situbondo, adalah penggerak utama di balik visi ini , Beliau, bersama BALAD GROUP, bertekad mewujudkan mimpi Indonesia menjadi raja laut dunia.
BiroTIN/STB