Teropongindonesianews.
OLEH : YULI GAGARI
Nangaroro, 28 Oktober 2022.
Siswa –siswi dan Guru SMP Negeri 3 Nangaroro mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 94
Bulan bahasa adalah bulan yang dinantikan oleh para pegiat literasi. Tak heran jika di bulan bahasa yang jatuh di bulan Oktober, banyak penikmat sastra dan pecinta literasi berlomba – lomba menyuguhkan berbagai menu yang menggugah selera penikmat literasi. Apalagi puncak dari kegiatan tersebut bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Tak ketinggalan dengan siswa – siswi di SMP Negeri 3 Nangaroro, berbagai perlombaan dalam memeriahkan Hari Sumpah Pemuda ke 94 dan puncak bulan bahasa tanggal 28 Oktober 2022 berbagai perlombaan seperti berpuisi, berpidato bahasa inggris, lomba membaca kitab suci, pertandingan volly antar kelas serta masih banyak kegiatan lain turut memeriahkan momen penting tersebut.
Satu diantara kegiatan yang menarik adalah English Speech (Berpidato dalam Bahasa Inggris) antar kelas mendapat antusias yang luar biasa dari para siswa. Dalam kesempatan ini, saya sebagai salah satu Juri untuk kategori lomba pidato bahasa inggris, merasa kagum dengan penampilan para peserta yang sangat berani berekspresi. Sejak sekolah berdiri pada Juli 2010, baru kali ini ada perlombaan pidato bahasa inggris.
Andini, peserta pidato Bahasa Inggris yang berhasil meraih juara 1
Para peserta benar – benar menghayati isi pidato, dan kebanyakan dari mereka melakukannya dengan pelafalan yang baik. Memang patut diacungi jempol, mengingat jaman sekarang masih kurangnya minat para siswa untuk belajar bahasa asing. Dan kesempatan ini bisa dikatakan sebagai kesempatan emas bagi mereka untuk leluasa membawakan pidato. Cesilya Andini Winarti atau yang akrab di sapa Andini, salah seorang peserta lomba pidato bahasa inggris kelas VII B, dalam kutipan pidatonya yang lugas dan tegas mengajak generasi muda agar jangan sampai mengidap penyakit malas karena dengan kemalasan, kita tidak akan bisa menghadapi kerasnya hidup yang penuh dengan tantangan
(Laziness is very dangerous and is not good for our future. The idleness will make us can not do anything when we are faced with the rigors of life).
Pidatonya yang mengundang decak kagum dari siswa lain tentu menambah semangat tersendiri baginya. Maka tak heran jika dia pantas mendapat juara 1 untuk lomba pidato bahasa inggris.
Segala usahanya untuk menjadi sang juara memang sudah dipersiapkan seminggu sebelumnya oleh gadis blasteran Maumere – Nangaroro ini.
Jika kita merefleksi kembali tentang isi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, pada poin yang ketiga “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia,” sebetulnya mengajarkan kepada kita betapa bahasa indonesia menjadi bahasa pemersatu dan sebagai alat komunikasi yang perlu dijaga. Berangkat dari fundasi inilah jika sampai sekarang bulan bahasa sangat mendapat tempat dan menjadi perhatian besar pecinta bahasa atau pegiat literasi untuk menyulapnya menjadi bulan bermakna. Demikian pula dengan kegiatan literasi yang terjadi di SMP Negeri 3 Nangaroro yang mengangkat tema “Bangkit bersama dengan berliterasi cerdas”, akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi para guru ketika kelak para siswa menjadi figure berprestasi dan melek aksara.
Kegiatan literasi yang dilombakan pada prinsipnya bukan hanya sekedar dilombakan, akan tetapi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak di bidang keliterasian. Sayapun secara pribadi mengakui kemampuan mempuni anak ketika tampil sangat elegan membawakan puisi dan pidato bahasa inggris. Akan menjadi sebuah optimisme jika di jenjang yang lebih tinggi nanti mereka dapat berbuat dan menghasilkan karya yang lebih baik. Tak ketinggalan juga yang menjadi Host acara perlombaan adalah perwakilan siswi kelas IX, Tasya. Peran yang dilakonkan membuat audiens bersemangat.
Tasya, Host acara perlombaan pidato dan puisi
Sementara itu ditempat terpisah, Kepala SMP Negeri 3 Nangaroro, Fabianus Mana mengatakan bahwa momen ini sangat penting bagi anak didik. Melalui kegiatan ini, mereka terpacu untuk saling mengadu kemampuan. “Anak – anak sangat semangat mengikuti berbagai kegiatan. Ini dibuktikan dengan banyaknya yang mendaftar lomba. Berarti dalam hal ini, mereka ingin menjadi pribadi yang berani, bertanggung jawab dan mandiri.” Ujarnya lagi.
Hal yang sama juga diakui Irmina Ma,u, guru Seni Budaya di sela kegiatan mengungkapkan bahwa anak akan terbiasa jika dibiasakan. Hal tersebut Nampak dari penampilan mereka mulai dari Host, membaca dan berpidato sangat berani dan tanpa malu – malu sehingga kegiatan seperti ini dari tahun ke tahun harus terus dibiasakan sehingga mental mereka lebih baik lagi dan harapannya mereka akan menjadi magnet untuk mempengaruhi teman yang lain agar dapat berpartisipasi dalam perlombaan dan jangan jadi penonton terus, tegasnya lagi.
Bagi siswa yang mendapat juara panitia memberikan penghargaan berupa cendramata sebagai bentuk apresiasi sekolah agar memotivasi siswa dalam hal belajar sebagai sebuah tuntutan hidup bukan sekedar untuk mendapatkan kompetisi dalam dunia akademik. Panitia berharap agar kegiatan-kegiatan seperti ini menjadi perhatian pihak sekolah dan juga pemerintah sehingga kegiatan-kegiatan selanjutnya dapat terarah dan memberikan nilai yang lebih bermakna, baik bagi siswa maupun bagi para pendidik.
Bung Aan