OPD Terkait Terkesan ada Pembiaran Terkait Bangun Liar di Desa Bebbelen

Teropongindonesianews.com

Sumenep,  Bangunan yang permanen di duga Liar dibantaran sungai yang berada dilingkar barat, desa Babbalan Kecamatan Batuan terkesan tak tersentuh dan terkesan tidak ada penertiban oleh pihak terkait.

Bangunan yang suda bertahun-tahun tersebut berdiri kokoh dan sempat menjadi perhatian penduduk sana.Karena keberadaannya cukup jelas dari jalan raya dengan latar belakang sungai dan persawahan dan sebagian pemukiman penduduk.

Lebih parah lagi, dari pantauan media ini dilapangan tampak saluran pembuangan airnya dari bangunan tersebut di arahkan ke saluran irigasi dengan menggunakan pipa yang terlihat secara jelas.

Menyikapi persoalan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Bina Marga (PUPR dan Bina Marga) kabupaten Sumenep, melalui Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Hendri Hartono, mengatakan bahwa pihaknya di tahun 2020 lalu sudah melayangkan surat.

“Kami sudah melayangkan surat ditahun 2020 lalu. Iya benar, bangunan tersebut berada di bantaran sungai,” jawabnya dengan singkat saat media ini mengkonfirmasi lewat aplikasi WhatsAppnya.

Terpisah, Kepala desa Babbalan, Mastur, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa adanya bangunan tersebut sebelum dirinya menjabat sebagai Kades.

“Ya, Bangunan tersebut ada sebelum saya menjabat kepala desa. Lebih baik ke Dinas terkait mengenai persoalan itu mas.” pungkasnya lewat pesan suaranya yang diterima media ini pada Senin,05 September 2022.
Kurdi

  • Wahyu

    TEROPONG INDONESIA NEWS DI DIRIKAN SEJAK TANGGAL 22 DESEMBER 2020 oleh Wahyu dan Haji Darmo

    Related Posts

    Luar Biasa, Prenduan Menyala…!!!, Tindakan Taktis Eko Wahyudi Atasi Wilayah Tugasnya

    Teropongindonesianews.com

    Sumenep – Suatu Daerah atau Desa bisa di katakan Maju kalau jalur Ekonominya tidak ada kendala alias lancar, itupun juga tergantung pada Masyarakatnya yang di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang memiliki inisiatif yang tinggi demi kemajuan desanya dan demi Kemakmuran warga desanya.


    Hal yang sangat utama dari semua itu, atau yang paling penting di setiap Desa adalah di titik beratkan pada jalan Desa, hal ini agar Desa terlihat indah dan nyaman, akan tetapi juga agar perjalanan warganya dalam kehidupannya tanpa ada kendala.
    Seperti saat ini, hasil Pantauan Tim Teropongindonesianews.com di sebuah Desa yang penduduknya juga lumayan banyak, menurut catatan di tahun 2021 saja sebanyak 12.501 Jiwa dan di pimpin oleh Eko Wahyudi Seorang Kepala Desa dengan Gigih selalu memperjuangkan daerahnya agar terlihat nyaman dan asri serta damai bagi warganya.


    Beberapa langkah demi Warganya benar – benar di tunjukkan secara nyata olehnya, seperti buka akses jalan baru yang di laksanakan pada tahun 2022 lalu hingga saat ini, pelaksanaan kegiatan Rabat dan pengaspalan sepanjang 3,5 KM yang sudah terselenggara pada bulan Januari 2025 ini, benar – benar sangat luar biasa.
    Di katakannya bahwa semua ini demi masyarakat, pada intinya dirinya tidak tenang kalau ada jalan di Daerahnya yang masih terlihat rusak dan sangat sulit untuk di lalui, apapun akan di perjuangkan demi warganya.


    Setelah di tanya dengan Tim Teropongindonesianews.com tentang masalah Dana untuk Pelaksanaan Rabat tersebut, ” Gak Usah Tanya itu dulu dah, yang penting Masyarakat nyaman maka kami Sebagai penyelenggara Negara di tingkat Desa sudah sangat senang “, Ujarnya sambil tersenyum.


    Kenyataan di lapangan memang begitu, Eko yang juga sangat terkenal di Mayarakatnya sangat familiar pada siapapun saja, bukan hanya Masalah Insfrastruktur bagi masyarakat, akan tetapi juga pada pelayanan Warganya, dirinya tidak pernah menutup diri dan menolak apabila ada masyarakatnya yang membutuhkan bantuan dalam hal surat menyurat dan atau apa saja apabila ada kesulitan dalam kehidupan mereka, pasti akan di berikan jalan keluar agar terlepas dari setiap permasalahan, benar – benar Kades yang patut di Contoh. RED

    Continue reading
    Membentuk Pewarta Berkualitas

    Teropongindonesianews.com

    Pada suatu pagi yang tenang di sebuah ruang redaksi, seorang wartawan senior, Pak Darma, sedang duduk dengan santai di meja kerjanya. Di depannya, sekelompok wartawan muda duduk dengan penuh semangat, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

    Pak Darma adalah legenda hidup di dunia jurnalistik—pria dengan wawasan luas, kecintaan mendalam pada bahasa, dan ketelitian yang luar biasa. Hari itu, ia memutuskan untuk berbagi pelajaran penting tentang kualitas seorang wartawan–setelah akhir-akhir ini dia melihat betapa makin memprihatinkannya kerja para pewarta muda.

    Pak Darma memulai dengan sebuah cerita. “Kalian tahu,” katanya sambil tersenyum, “wartawan yang baik itu bukan sekadar pengumpul fakta. Ia adalah seorang penjelajah dunia, yang selalu penasaran dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Ia ingin tahu, ingin menemukan kebenaran, lalu membaginya dengan orang lain. Dunia ini terlalu luas untuk diabaikan, dan tugas kita adalah menjadi matanya.”

    Ia melanjutkan, “Bukan hanya keingintahuan yang membuat seorang wartawan luar biasa. Cinta pada bahasa adalah kunci lain. Kita harus memahami alur kata, memilih diksi yang tepat, dan menikmati seni bercerita. Kadang, perbedaan antara berita biasa dan berita yang memukau itu terletak pada cara kita menyampaikan fakta.”

    Pak Darma menatap mereka dengan serius. “Tapi ingat, jangan sekali-kali meremehkan tata bahasa. Salah ejaan atau kalimat yang berantakan bisa menghancurkan kredibilitas kita. Pelajari kosa kata baru setiap hari. Dan soal menulis, semakin sederhana gaya tulisanmu, semakin kuat pesan yang kau sampaikan. Jangan terjebak dalam kata-kata mewah yang membuat pembaca bingung.”

    Seorang wartawan muda, Rahma, mengangkat tangan. “Pak, kenapa menulis sederhana itu sulit?” tanyanya dengan raut penasaran.

    “Ah, Rahma,” jawab Pak Darma sambil mengangguk. “Kesederhanaan itu seni. Butuh latihan untuk membuat yang kompleks jadi mudah dipahami. Tapi saat kau menguasainya, kau akan menjadi penulis yang luar biasa. Mulailah dari format berita dasar, lalu kembangkan gaya khasmu sendiri.”

    Ia melanjutkan, “Yang tak kalah penting, seorang wartawan harus punya pikiran yang tajam dan terorganisir. Orang mempercayakan fakta pada kita, baik yang mereka berikan maupun yang kita temukan sendiri. Akurasi adalah segalanya. Tanpa itu, kepercayaan hilang, dan tanpa kepercayaan, kita bukan siapa-siapa.”

    Pak Darma mengambil sebuah buku catatan kecil dari sakunya. “Ini,” katanya sambil mengangkatnya, “adalah sahabat terbaikmu. Selalu bawa catatan atau alat perekam. Mencatat di saat kejadian adalah kunci untuk membuat laporan yang akurat.”

    Ia kemudian berbicara tentang imajinasi. “Kalian harus belajar membangun gambaran mental dari cerita yang kalian dengar. Visualisasikan kisahnya, rasakan emosi narasumber, dan bayangkan bagaimana pembaca akan memahami berita itu. Dengan pengalaman, kalian akan mengembangkan news sense—kemampuan mengenali apa yang menarik dan penting.”

    Ia lalu menceritakan kisah seorang wartawan muda yang dikirim meliput pernikahan menteri.

    “Ketika ia kembali ke kantor, ia berkata, ‘Tidak ada cerita, Pak. Mempelai wanitanya tidak datang.’

    Apa menurut kalian itu bukan berita? Justru itulah inti ceritanya! Wartawan itu belum paham pentingnya memprioritaskan fakta yang relevan.”

    Pak Darma tertawa kecil, lalu menambahkan, “Kalian juga harus punya pikiran kritis dan curiga. Tidak semua orang akan jujur padamu. Pelajari cara mendeteksi kebohongan dan kembangkan skeptisisme yang sehat.”

    Ia melanjutkan dengan nada tegas, “Seorang wartawan juga harus gigih, seperti anjing yang tidak mau melepaskan tulang. Kadang, kalian harus bertanya hal-hal sulit, meski itu membuat orang lain tidak nyaman. Tapi ingat, selalu bersikap sopan. Ketegasan yang santun akan membuat kalian dihormati.”

    Pak Darma memandangi mereka satu per satu. “Dan ini, mungkin yang paling sulit: kalian harus bisa bergaul dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang tidak kalian sukai. Jangan pilih-pilih. Wartawan tidak bisa bersikap seperti itu. Kita harus profesional.”

    Sebelum mengakhiri, ia memberi pesan penting. “Ketepatan waktu adalah segalanya dalam dunia ini. Jika kau terlambat, bukan hanya editor yang marah, tapi juga pembaca yang kau kecewakan. Dan yang lebih penting, selalu ingat: akurasi adalah harga mati.”

    Ia menutup pembicaraannya dengan sebuah senyuman hangat. “Jadi, apa kalian siap menjadi wartawan sejati? Dunia ini menunggu cerita-cerita kalian. Pergilah, temukan kebenaran, dan bagikan pada dunia.”

    Para wartawan muda bertepuk tangan. Mereka tahu, pelajaran hari itu bukan hanya teori, tetapi pedoman hidup yang akan mereka bawa sepanjang karier mereka. NN -REDAKSI

    Continue reading

    Tinggalkan Balasan

    You Missed

    Dalam Rangka Hari Desa Nasional Di Tempatkan Di Kabupaten Subang Dan Sumedang

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 3 views
    Dalam Rangka Hari Desa Nasional Di Tempatkan Di Kabupaten Subang Dan Sumedang

    Luar Biasa, Prenduan Menyala…!!!, Tindakan Taktis Eko Wahyudi Atasi Wilayah Tugasnya

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 15 views
    Luar Biasa, Prenduan Menyala…!!!, Tindakan Taktis Eko Wahyudi Atasi Wilayah Tugasnya

    Polres Kobar Terjunkan Personel Amankan Haul Akbar Kyai Gede

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 10 views
    Polres Kobar Terjunkan Personel Amankan Haul Akbar Kyai Gede

    Koramil Nogosari Karya Bakti Bersama Warga Desa Pojok Wujudkan Lingkungan Sehat

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 11 views
    Koramil Nogosari Karya Bakti Bersama Warga Desa Pojok Wujudkan Lingkungan Sehat

    Sumringah Penuh Canda Tawa, Babinsa Danukusuman Beri Motivasi dan Dukungan Pelaku UMKM

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 8 views
    Sumringah Penuh Canda Tawa, Babinsa Danukusuman Beri Motivasi dan Dukungan Pelaku UMKM

    Kapolres Kobar Hadiri Kegiatan Haul Kiai Gede yang ke 17

    • By Wahyu
    • Januari 19, 2025
    • 12 views
    Kapolres Kobar Hadiri Kegiatan Haul Kiai Gede yang ke 17