ADA GANJAR (AN) UNTUK GANJAR?

Oleh Dionisius Ngeta
Warga RT/RW 018/005 Kel. Wuring Kec. Alok Barat
Maumere Flores Nusa Tenggara Timur

Teropongindonesianews.com

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “ganjaran” (nomina/kata benda) didefinisikan sebagai hadiah, balas jasa. Bisa juga berarti hukuman atau balasan atas hal-hal tertentu yang telah dilakukan, baik itu berupa perbuatan maupun perkataan. Kata “ganjaran” berasal dari kata “ganjar” (verba/kata kerja) yang berarti menghadiahkan atau mengupah sebagai balas jasa kepada seseorang.

Ganjar Pranowo (Ganjar), Politisi PDI-P adalah salah satu yang telah mengeluarkan pernyataan penolakan terhadap kehadiran Tim Sepakbola Piala Dunia U-20 Israel di Indonesia. Pernyataan ini tentu tidak serta merta diledakan ke ruang publik. Kalkulasi tentang bagaimana dampak sosial-politik atas pernyataan itu tentu diperhitungkan secara matang. Apalagi Ganjar adalah salah satu Capres potensial pilihan masyarakat Indonesia berdasarkan hasil survey beberapa lembaga survey kredibel. Dan PDI-P adalah partai pemenang pemilu dua periode yang sedang berkuasa dan tentu berkeinginan gol “hattrick” dalam percaturan politik nanti.

Tapi mengapa pernyataan itu harus dikatakan di ruang dengar masyarakat luas? Benarkah hal itu disengajakan demi Palestina dengan berdalih pada Ideologi Pancasila dan Konstitusi yang tertuang dalam Pembukaan UUD ’45. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa terutama Palestina dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia seperti Israel harus dihapuskan dari bumi Palestina, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Ada banyak pertanyaan, dugaan, prediksi, asumsi dan opini ketika pernyataan itu bergema di ruang publik dan berdampak pada batalnya perhelatan akbar Piala Dunia U-20 di Indonesia. Seperti, Apakah Ganjar dijadikan tumbal untuk kepentingan politik 2024. Apakah pernyataan itu disengajakan untuk mempermalukan Jokowi dan Erick Tohir? Bagaiamana mungkin kepala daerah (Ganjar) membangkang pemerintah pusat (Presiden), sementara dia sudah menandatangani kesepakatan? Apakah Ganjar dan I Wayan K. hanyalah alat yang dipakai PDI Perjuangan untuk menaikan reting dan elektabilitas partai? Benarkan bahwa pernyataan penolakan itu dilandasi ideology dan konstitusi tentang kemerdekaan suatu bangsa (Palestina) dari penjejahan (Israel)?

Masih banyak pertanyaan, asumsi dan opini yang berkembang liar di tengah masyarakat Indonesia. Publik Indonesia pada umumnya dan para pemain, pelatih dan pecinta bola pun memiliki asumsi dan pikiran sendiri. Bukan hanya FIFA yang merasa dibohongi. Karena bagaimanapun juga semua warga masyarakat Indonesia telah mengetahui bahwa Indonesia resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sejak kurang lebih setahun silam. Sudah ratusan miliyar digelontorkan untuk persiapannya. Pemerintah daerah terutama daerah di mana akan dilangsungkan pertandingan telah menandatangani persetujuan dan komitmen untuk sukseskan perhelatan itu. Semua secara gamblang telah diketahui masyarakat Indonesia. Karena itu, sah-sah saja jika netizen, masyarakat Indonesia bertanya, komentar dan sebagainya sebagai ganjaran, hadiah yang diberikan dan mungkin juga hukuman atas pernyataan itu.

Lalu, apakah ada ganjaran untuk Ganjar Pranowo, Capres pilihan masyarakat Indoensia yang sedang di atas angin sementara ini? Benar, Ganjar belum dideklarasikan sebagai Capres pilihan partai atau kelompok partai. Ganjar di atas angin sementara ini adalah pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk para pencinta dan pemain bola.

Sebagai Capres pilihan masyarakat, kini Ganjar diganjar masyarakat atas pernyataannya. Dua-tiga hari belakangani ini Ganjar diganjar netizen bahkan anak dan istrinya. Berbagai komentar, ocehan, dan sebagainya bertebaran di berbagai platform media. Bahkan ada yang mengatakan Ganjar diblacklist dari Capres RI. Ada juga yang mengatakan, Ganjar tidak pandai menata kata, tapi ternyata satu kali bicara mengeluarkan pernyataan, bubar semuanya. Presiden Jokowi dan Erick Tohir pun dibuatnya tak berdaya. Ada prediksi, tergerus sudah elektabilitasnya sebagai Capres pilihan rakyat. Itu semua bisa terjadi, tidak ada yang tidak mungkin.

Itulah ganjaran, hadiah dan mungkin hukuman yang diberikan atas pernyataan yang disampaikan. Benar pepata klasik mengatakan: “Mulutmu, Harimaumu!”. Mulut Capres pilihan masyarakat Indonesia itu ternyata laksana Harimau. Tapi bukan hanya menerkamnya dan partainya sendiri. Mulutnya juga menerkam dan menguburkan begitu banyak mimpi anak negeri ini.

Ganjaran dari pernyataannya itu tidak hanya mungkin berimbas pada elektabilitas Ganjar sebagai Capres pilihan rakyat dan partainya. Tapi menguburkan begitu banyak mimpi anak negeri yang menggantungkan hidupnya pada bola dan event-event persepakbolaan itu. Mimpi begitu banyak pemain terutama U-20, pelatih bersama jajarannya, para penjual jajanan, perhotelan dan pariwisata dan UKM yang sudah mempersiapkan segala hal dalam rangka ajang akbar itu terkubur sia-sia. Dana ratusan miliyar untuk revitalisasi dan rehabilitasi sarana dan fasilitas dalam rangka persiapan ajang akbar Piala Dunia U-20 seakan-akan sia-sia diupayakan.

Ketika saat-saat akhir ajang akbar itu harus dibatalkan gegara pernyataan itu, maka publik Indonesia merasa bahwa mereka ditipu atau dibohongi. Bukan saja FIFA! Dan bukan saja FIFA yang merasa bahwa Indonesia sebagai negara besar tidak memiliki komitmen dan konsistensi. Rakyat Indonesia pun memiliki penilaian yang sama bahwa pemerintah tidak memiliki komitmen bersama sukseskan ajang akbar tersebut selain tidak memiliki sikap yang konsisten atas kesepakatan yang dibangun bersama FIFA. FIFA dan dunia tentu melihat Indonesia sebagai Negara yang mencampuradukan olah raga/bola kaki dan politik dan diplomatik luar negeri. Dan hal itu sah-sah saja sebagai ekspresi kekecewaan dan atau kemarahan masyarakat dan hal itu adalah ganjaran karena Piala Dunia U-20 tidak bisa gelar di Indonesia. Itu semua adalah ganjaran yang harus diterima Ganjar sebagai akibat dari pernyataan penolakannya atas Tim Sepak Bola U-20 Israel.

Karena itu tidak heran, jika banyak pihak menuntut klarifikasi Ganjar atas pernyataannya di ruang publik sebagai ganjarannya. Bahkan Ganjar diminta secara terbuka menyatakan permohonan maaf dan dan bertanggungjawab atas kerugian yang dialami masyarakat dan Negara. Masyarakat telah mempersiapkan berbagai hal, terutama para pemain Piala Dunia U-20. Demikian juga Negara telah menggelontorkan dana ratusan miliyar dalam menyambut perhelatan akbar Piala Dunia U-20. Ada ganjaran untuk Ganjar!?

Editor Pusat : Syayudie eL Ha

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *