
Teropongindonesianews.com
SURABAYA/12-10-2022 – Eks Lokalisasi pelacuran Dolly, Kota Surabaya sudah resmi di tutup dan tidak beroperasi lagi sejak 18 Juni 2014, oleh Walikota Surabaya, Risma kala itu.
Namun, siapa sangka di balik itu, masih menyisakan banyak cerita sedih, Di antaranya, yang paling baru ini, seperti yang ditemui oleh Anggota Dewan Kota Surabaya, Imam Syafi’i , pada Selasa (11/10), terdapat Lima anak dari Panti Asuhan di dekat lokasi Dolly, mereka tidak mempunyai selembar pun Dokumen Administrasi Kependudukan (Adminduk).
“Mereka adalah anak-anak dari ibu yang dulu bekerja sebagai Wanita Tuna Susila di Eks Dolly,” kata Fadila, pengurus panti asuhan. Rumah Yatim Piatu ini berada di Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, tidak begitu jauh dari lokasi Dolly.
“Kami tidak tau lagi keberadaan ibu mereka. Apalagi siapa dari bapak mereka,” sambung wanita berhijab tersebut.
Ada sekitar 40 anak yang tinggal di Panti Asuhan ini. Enam di antaranya tidak mempunyai dokumen atau Surat Kependudukan. “Yang lima dari Dolly,” ungkapnya.
Imam Syafi’I, yang sedang berkunjung ke Panti Asuhan ini, untuk membantu mereka anak-anak Panti tersebut. Mendapatkan keluhan dari pengurus panti bahwa, dari beberapa anak panti ini mereka tidak punya NIK (Nomor Induk Kependudukan), Akta Kelahiran, dan KK (kartu keluarga). Padahal dokumen-dokumen ini amat penting bagi mereka kelak, di antaranya nantinya untuk daftar sekolah dan mendapat pelayanan kesehatan gratis, dari pemerintah.
Saat ini mereka belum terkendala masalah pendidikan, karena mereka bersekolah di TK dan SD milik Yayasan Panti Asuhan di Wonorejo, Tegalsari, Surabaya, “Entah bagaimana nanti bila mereka akan melanjutkan ketingkat SMP dan SMA nanti,” ujar Fadilah pada Imam Syafi’I,
Mereka anak-anak Panti ini bila berangkat ke sekolah, mereka naik berangkat menggunakan mobil Pik Up, dengan bak belakang terbuka setiap pagi.
Fadila mengaku sudah pernah mencoba untuk mengurus Surat Kependudukan anak asuhnya, tapi tidak juga kunjung selesai.
“Awalnya kami disuruh pergi ke Kelurahan. Lalu diminta untuk ke Dinsos. Kemudian kami disuruh ke Polres, di Polres kami Sampai di BAP,” ceritanya. Setelah itu tidak ada kabarnya sampai sekarang.
etika Imam Syafi’i datang, pada Sore hari, mereka anak-anak Panti Asuhan ini sedang mengaji, mereka yang kebanyakan berusia Sekolah Dasar terlihat semangat dan rajin membaca dan menghafal surat-surat pendek dari Al-quran.
Salah satu dari mereka adalah anak mantan dari Tuna Susila, yang Ibunya terinfeksi HIV. Syukurnya bocah laki-laki itu tidak tertular virus mematikan tersebut.
“Ketika kali pertama dibawa ke sini, ada surat pengantar dari dokter. Menyatakan anak tersebut bersih dari HIV,” papar Fadilah.
Sebelum pamit Anggota Dewan, Imam Syafi’I ini menjalankan ibadah Sholat Magrib berjamaah bersama anak-anak Panti Asuhan. Kami berdoadan berharap semoga Pemkot Surabaya tidak hanya mengurusi panggung utama “Gang Dolly”, dengan menggelontorkan anggaran yang besar, tetapi juga memperhatikan nasib dan masa depan anak-anak penerus Bangsa ini, di panggung belakang Drama Penutupan Dolly, seperti anak-anak Panti Asuhan tersebut. (Satriya – Korwil Jatim)