
Teropongindonesianews.com
Kesiap siagaan bencana merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Dalam kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri Dua Langke Rembong gandeng PMI manggarai untuk melaksanakan latihan rutin dengan materi simulasi Kesiapsiagaan bencana bagi relawan untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi bencana.Selasa, 8 November 2022.
Untuk mendukung kegiatan ini, PMR SMA Negeri Dua Langke Rembong menggandeng Tim dari PMI Kabupaten Manggarai untuk memandu seluruh kegiatan Simulasi.Sebelum kegiatan dimulai, Tomi Hikmat Sebagai Relawan PMI Kabupaten Manggarai menjelaskan kepada seluruh peserta mengenai langkah-langkah dan hal-hal teknis terkait simulasi yang akan dilaksanakan.
“Teman-teman, sebentar lagi kita akan mengadakan simulasi bencana. Kita dibagi dalam 4 tim. yaitu tim peringatan dini, tim evakuasi, tim pertolongan pertama, dan tim logistik. Setiap tim akan menjalankan peran masing-masing tetapi tetap bekerja sama dengan baik agar mencapai hasil sesuai harapan bersama,” Jelas Tomy.
Kelompok yang telah mendapat pencerahan dari PMI Kabupaten Manggarai berkumpul di halaman sekolah. Mereka berbaris dalam kelompok masing-masing. Narsi Paus yang bertindak sebagai kepala sekolah dalam simulasi ini menyampaikan arahan kepada seluruh tim agar melaksanakan tugas sesuai dengan SOP yang ada.
Rostan Mutis sebagai kordinator PMR SMA Negeri Dua Langke Rembong meminta peserta PMR di setiap kelas untuk peka terhadap segala bencana yang terjadi. Hal ini Ia sampaikan pada saat membuka kegiatan simulasi penanganan bencana di halaman SMA Negeri 2 Langke Rembong.
Lanjut Rostan, Kita sekarang sudah masuk dalam musim hujan beberapa minggu terakhir ini apa lagi hujan yang sangat lebat di wilayah kita.
Potensi bencana pasti ada di wilayah kita. Bisa banjir, tanah longsor, angin puting beliung, petir bahkan gempa bumi.
“Mari kita sikapi ini dengan baik. Kita sebagai anggota PMR mesti menjadi orang yang terdepan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana,” Harap Rostan.
Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa meskipun kegiatan simulasi ini agak terlambat karena baru dilaksanakan di tengah musim hujan yang sudah mulai lebat, namun tetap dilaksanakan. “Lebih baik kita tetap laksanakan daripada tidak sama sekali,” tegasnya.
Simulasi ini dibagi dalam 4 tim, yaitu tim peringatan dini, tim evakuasi, tim pertolongan pertama, dan tim logistik. Setiap tim akan menjalankan peran tetapi tetap bekerja sama dengan baik agar mencapai hasil sesuai harapan bersama.
Susillo Hermanus