Teropongindonesianews.com
Oleh : Yuliana Gagari Raja Pati Landomari
Beberapa pekan yang lalu, dalam perjalanan ke Ruteng, ibu kota kabupaten Manggarai, yang sebenarnya tanpa rencana tetapi entahlah karena rasa kangen saya pada almamater akhirnya sayapun harus nongol juga disana, kota dingin plus curah hujan tinggi. Setelah melalui perjalanan darat selama enam jam lebih, dengan rute Nangaroro – Ruteng.
Dengan raga yang lelah tetap tersenyum hangat pada keluarga. Itupun juga saya lakukan untuk meminimalisir rasa dingin yang terlalu menusuk sum – sum tulang.
Dalam kunjungan saya kesalah satu sekolah tempat saya menimba ilmu yang berlokasi di Jalan Juria, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong- Kabupaten Manggarai, tepatnya di SMP dan SMA Bintang Timur Ruteng yang telah berhasil mendidik saya menjadi seorang guru, saya berbincang hangat dengan Ketua Yayasan pendidikan Bintang Timur Ruteng, Agustinus Paer, SmHK, Dalam perbincangan tersebut ada banyak hal yang kami bicarakan yang tentu tak terlepas dari masalah pendidikan. Agus, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa SMP, SMA dan SMK yang dibangunnya untuk menjawabi kebutuhan pendidikan. Tiga unit satuan pendidikan tersebut dibangun dalam kompleks yang sama.
SMP dan SMA BINTANG TIMUR didirikan pada tahun 1987 dan telah menghasilkan ribuan cendikiawan yang bekerja disegala aspek. Di antaranya banyak yang telah menjadi tentara, polisi, ASN, perawat, petani serta berwira usaha. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, para guru dari tiga unit satuan pendidikan tersebut saling berbagi dan berkolaborasi menerapkan kedisiplinan yang tinggi. Sedangkan untuk SMK Bintang Timur dibangun pada tahun 2017, fokus pada jurusan Kepariwisataan. Beberapa diantaranya telah sukses bekerja di Hotel, sebagai guide dan beberapa lainnya lagi telah bekerja pada biro perjalanan (tours and travel).
Kedatangan saya kali ini terbilang special karena ada beberapa momen bersama para siswa sedang melakukan kegiatan ekstra.
Sembari berjalan menyusuri selasar sekolah bersama Ketua Yayasan Pendidikan (Yaspen), ada banyak hal yang perlu diketahui dari lembaga pendidikan ini adalah bahwa aspek Kognitif itu penting sekali tetapi aspek afektif dan ketrampilan juga jauh lebih penting. Karena seperti yang kita ketahui siswa di era digital ini sangat mendambakan suasana belajar yang variatif.
Mereka sangat jenuh jika terus – terusan berada dalam ruang kelas, sehingga para pendidik haruslah pandai meramu dan meracik kegiatan edukatif lain yang membangkitkan gairah belajar yang tinggi dengan tidak terpaku di dalam kelas tetapi bagaimana pendidik bisa menggali kemampuan lain dalam diri siswa. Dengan begitu pendidik bisa melihat kemampuan yang menonjol dari setiap anak.
Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa kegiatan ekstra kurikuler juga merupakan kegiatan penting. Alasannya karena melalui kegiatan ini, dapat melatih mental dan sikap anak.
Kegiatan ekskul yang ada seperti Marching band, olah raga, kepramukaan dan kesenian menjadi kegiatan favorit sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan sekali seminggu ini, banyak diminati para siswa.
Lewat kegiatan ini para siswa yang awalnya ada perasaan takut dan gugup, menjadi lebih berani tampil dihadapan teman sebayanya. “Saya amati bahwa kegiatan ekskul ini banyak memberi manfaat positif bagi para siswa. Dari pada hanya meghabiskan waktu dengan bermain gadget, malas- malasan di kos, lebih baik mereka dikasih kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini.” tambahnya lagi.
Dalam beberapa kesempatan juga para guru bersama ketua yayasan mengadakan rapat untuk membahas masalah pendidikan secara umum dan masalah ketenagaan. Disamping itu ada kolaborasi antara sekolah dan lembaga atau institusi lain dalam pengembangan minat dan bakat serta pendidikan berkarakter. Seperti baru – baru ini sekolah telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang Pendidikan Membentuk Jati Diri Yang Handal dan Berbudi Pekerti.
Ketika disinggung soal sarana dan prasarana sekolah, Agus mengatakan bahwa sampai saat ini masih terbatas, dan kedepannya masih akan diusahakan agar beberapa item bisa diadakan secepatnya yang tentunya sesuai dengan prosedur penggunaan dana yang tersedia.
Diakuinya memang jaman sekarang, kurikulum merdeka menuntut kita agar paham dalam penggunaaan Teknologi. Peralatan computer serta sarana dalam kelas seperti Laptop dan LCD sangat membantu untuk melancarkan kegiatan belajar para siswa dan saat ini ketersediaan alat pendukung tersebut masih perlu diadakan mengingat kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang menggunakan computer, laptop, chrome, tablet dan sejenisnya merupakan sarana penting yang perlu dipersiapkan secara matang oleh sekolah. Sehingga untuk mengantisipasi hal ini, Agustinus Paer, selaku ketua Yayasan Pendidikan Bintang Timur, selalu memantau perkembangan disekolah serta mengecek kesiapan Kepala Sekolah dan guru serta peserta didik dalam mengahadapi situasi tersebut.
Sekedar informasi bahwa SMA dan SMK bintang Timur juga sering tampil dengan Marching Bandnya setiap tanggal 17 Agustus disekolah dan pernah juga tampil untuk perayaan besar di Lapangan Motang Rua Ruteng.
“Siswa sekarang kalau hanya penilaian kognitif, bakat dan kemampuan lain dari dalam dirinya tidak akan pernah terekspose.
Karena tidak diberi ruang untuk menyalurkan bakat dan kemampuan tersebut. Sehingga program yang telah dibuat oleh bapak ibu guru ini sangat tepat apalagi dikurikulum merdeka ini , anak- anak banyak diberi ruang untuk berekspresi. Sehingga tidak salah jika sekolah harus menerapkan kegiatan ekskul.” Tambahnya lagi. Lebih lanjut, Agustinus Paer, selaku ketua Yayasan Persekolahan Bintang Timur menyampaikan harapannya kepada seluruh warga sekolah agar tetap semangat, solid, dan selalu kompak dalam menjalankan roda kepemimpinan dalam satuan pendidikan.
Beliau berharap agar perhatian pemerintah setempat terhadap sekolah swasta makin intens sehingga terwujudnya pembangunan karakter manusia yang baik dan loyal terhadap dirinya sendiri serta bagi pihak lain.
Bung Aan