Jember-Rapat persiapan pembagian BLT DD oleh kepala desa Tanjung Rejo agar nantinya bisa tepat sasaran pada yang berhak.
Kepala desa Tanjung Rejo Subono dalam wawancara dengan wartawan mengatakan pencairan BLT-DD desa Tanjung Rejo penerima manfaat itu sudah divadilasi , mereka yang datang ke kantor desa Tanjung Rejo.
Kepala desa Tanjung Rejo Subono juga menyampaikan BLT-DD itu program anggaran 2022dimana masing masing menerima uang sebesar Rp 300 rb secara tunai perbulan dan untuk desa Tanjung Rejo bantuan BLT DD diberikan secara tunai
Juga mengharapkan pula kepada warga yang menerima BLT-DD untuk menggunakan atau membelanjakan yang bermanfaat guna kebutuhan sehari hari apalagi sekarang mendekati hari raya idul adha agar benar benar bisa bermanfaat.
Manggarai – Tokoh masyarakat bersama Para Kepala Desa Wae Ri’i Bagian Timur menyerahkan proposal usulan penambahan debit air Irigasi Wae Ri’i kepada Bupati Manggarai, Bapak Heribertus G.L.Nabit, Senin, 20 Juni 2022.
Sebagai tanda penyerahan resmi, tokoh masyarakat bersama para kepala desa memberikan proposal
dengan ‘Ritus Kepok Adat Manggarai‘ dan diterima langsung oleh Bupati Manggarai.
Robertus Jelahu selaku ‘tongka’ (jubir) menyampaikan bahwa tokoh masyarakat dan para kepala desa yang hadir adalah perwakilan (utusan) dari seluruh masyarakat Wilayah Wae Ri’i Bagian Timur.
“Bapak Bupati, yang hadir hari ini adalah perwakilan seluruh masyarakat 7 Desa Wae Ri’i Bagian Timur meliputi: Desa Wae Ri’i, Desa Persiapan Bangka Wade, Desa Longko, Desa Bangka Jong, Desa Golo Mendo, Desa Golo Cador dan Desa Persiapan Bangka Ling,” Ungkap Robertus, tokoh masyarakat asal Kampung Nggori.
Wilayah Kecamatan Wae Ri’i Bagian Timur sebetulnya mempunyai lahan pertanian yang cukup dijadikan daerah persawahan, namun akibat kesulitan akses air menyebabkan sebagiannya ditelantarkan (lahan tidur).
Heribertus Erik San, selaku inisiator proposal yang juga hadir sebagai perwakilan tokoh masyarakat menerangkan bahwa, pada saat ini untuk areal persawahan masyarakat mengandalkan air dari sumber Bendungan Wae Ri’i.
Namun, jumlah debit airnya sedikit, tidak diimbagi dengan luar areal lahan persawahan yang luas, akibatnya petani mengalami kesulitan akses air dan banyak ‘lahan tidur’.
“Dengan kondisi banyaknya ‘lahan tidur’, berdampak pada sumber pendapatan masyarakat dari pengolahan lahan pertanian yang rendah, padahal tuntutan kebutuhan hidup sehari-hari tinggi”, Ungkap Alumni Pasca Sarjana Universitas Nasional Jakarta ini.
Lanjutnya, berdasarkan data perkiraan luas areal lahan pertanian total potensi lahan persawahan adalah 561,5 Hektar.
“Hasil kajian kami, luas areal pertanian yang ditanami padi 2 kali dalam setahun 218 Hektar. Yang ditanami padi 1 kali dalam setahun 238 Hektar dan yang tidak ditanami padi 105,5 Hektar,” terang Heribertus Erik San.
Jelasnya, dari areal persawahan yang ditanami padi 2 kali dan 1 kali dalam setahun total produksi padi dalam setahun 3370 ton, dengan asumsi produksi rata-rata 5 ton/hektar.
“Akibat kondisi kekurangan debit air, total kehilangan potensi produksi padi dalam setahun adalah 2245 ton per tahun. Dengan asumsi harga gabah kering Rp.4.500,00, maka nilai kehilangan potensi pendapatan petani dalam setahun adalah Rp.10.002.500,00 (sepuluh miliar seratus dua juta lima ratus ribu rupiah),” Jelas Heribertus Erik San, yang juga sebagai Ketua Umum LSM-Lembaga Pusat Pengkajian kebijakan Pembangunan Daerah (LPPKPD)-Manggarai.
Sambungnya, ada sebuah kondisi yang unik namun sangat ironis, di mana pada bagian barat dari wilayah persawahan masyarakat Wae Ri’i terdapat beberapa sungai yang cukup besar debit airnya seperti: Wae Decer, Wae Belang dan Wae Kokak, namun sampai saat ini belum dioptimalkan potensinya. Akibatnya, sebagian besar aliran sungai tersebut akhirnya terbuang percuma sampai ke Laut Flores, Bagian Utara Pulau Flores.
“Atas dasar persoalan tersebut, maka proposal ini dibuat yang pada intinya mengajukan penambahan debit air Irigasi Wae Ri’i dengan cara pembangunan bendung di titik pertemuan Wae Decer dan Wae Belang, lalu dipasang pipa besar 500 mm SDR 17 (PN 10) menuju selokan irigasi Wae Ri’i. Sehingga debit air semakin besar dan bisa dimanfaatkan untuk areal persawahan dan ‘lahan tidur’,” terang Heribertus Erik San, Pria Kelahiran Kampung Nggori, Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i ini.
Bupati Manggarai, Bapak Heribertus G.L Nabit, mengapresiasi langkah yang ditempuh masyarakat Wae Ri’i Bagian Timur karena sudah menginisiasi pembuatan proposal untuk penambahan debit air.
Bupati siap melaksanakan aspirasi masyarakat Wae Ri’i Bagian Timur, apalagi yang datang mewakli 7 desa dengan jumlah warga masyarakat puluhan ribu orang. Artinya perjuangan ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Makanya, Bupati siap meneruskan dan memperjuangkan permintaan penambahan debit air ini.
“Secepatnya saya akan instruksikan Organisasi Perangkat Daerah terkait untuk cepat tanggap dan segera membentuk tim khusus (Timsus) percepatan penambahan debit air Irigasi Wae Ri’i. Timsus akan berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan tokoh masyarakat,” jelas Bupati Manggarai.
Lanjutnya, “Setelah Timsus membuat kajian dan proposal jadi, Pemda Manggarai akan menyiapkan skema anggaran pembangunan infrastruktur penambahan debit air ini, baik bersumber dari Dana DAK (Dana Alokasi Khusus) Pusat atau pun nantinya dari Dana DAU (Dana Alokasi Umum) Daerah,” tutup Bupati Heribertus G.L Nabit. Her