
Teropongindonesianews.com
Situbondo – 16/11/2022. Hentakan derap kaki sang penari yang diiringi ilustrasi musik krawitan yang sakral, menggetarkan panggung kehormatan. Gerak tari yang penuh makna, seakan berbicara dan berinteraksi dengan ribuan pasang mata yang memandang dan menyimak di setiap relung gerakanya.
Kilauan dan gemerlap Topeng Emas bersanding di antara senyum para penari yang menandakan kejayaan masa silam.
Ribuan pasang mata di buat takjub oleh narasi sejarah yang mengiringi sang penari, yang memberi kesan kejayaan nenek moyang yang kesatria.
GOR Ki Mageti Magetan menjadi saksi sejarah lahirnya Tari Topeng Emas Situbondo yang sarat dengan nilai nilai Sejarah yang pernah terjadi di bumi Patukangan (Situbondo) Pada masa kejayaan Majapahit di bawah kepemimpinan Prabu Hayam Wuruk di tahun 1359 M.
Hosnatun atau P.Tutun yang tetap Istiqomah dalam mengangkat dan melestarikan Seni Tradisi Topeng Berbasis Sejarah di kabupaten Situbondo ini, menyampaikan bahwa dirinya bersama tim Sanggar Wahana Puspa Budaya, secara khusus mempersembahkan tarian bersejarah Situbondo kepada masyarakat Jawa timur yaitu Tari Topeng Emas Situbondo.
Lebih lanjut Pak Tutun mengatakan bahwa, Alhamdulillah penampilan anak anak didik kami mulai dari Penari yang berjumlah 5 orang serta pengrawit 8 orang serta makeup,koreo dan tim crew di beri kelancaran dan kesuksesan oleh Allah Swt dalam menyelesaikan amanah ini, pungkas Pak Tutun.
Dalam pantauan Biro Teropong Indonesia News (TIN) , Penampilan tari Topeng Emas Situbondo sukses sangat memukau penonton dan mendapat apresiasi yang cukup tinggi dari para pejabat mulai dari Sekda Magetan dan anggota DPRD dan panitia penyelenggara.
Acara tersebut membuat terharu dan bangga terhadap Pak Tutun atas perjuangannya mengangkat sejarah yang di aktualisasikan dalam bentuk gerak tari, sekalipun dalam setiap event eventnya selalu Bermodal Sosial yang menurut P.tutun bahwa eventnya bermodal sosial makanya tidak ada yang berebut, beda dengan event event budaya yang ber APBD, pastilah banyak yang berebut dan selalu menjadi rebutan, mengutip kata yang di ucapkan P. Tutun.
(AgusBiroTIN Situbondo)